Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Riset Tunjukkan Sepak Bola Eropa "Membosankan", Apa Sebab dan Solusinya?

4 Januari 2022   15:51 Diperbarui: 4 Januari 2022   15:55 1016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PSG dan Man City yang diguyur "dana minyak" kini sangat mendominasi liga-liga domestik. PSG bahkan belum lama ini membeli salah satu pemain mahal, Lionel Messi dari Barcelona. Man City saat ini unggul jauh dari para pesaingnya di Liga Inggris.

Apa solusinya?

Pemerataan pendapatan dan pembatasan pembelian pemain "sudah jadi" adalah dua solusi yang selama ini telah coba diterapkan.

Kita tahu, UEFA sudah menerapkan Financial Fair Play (FFP) yang antara lain mengatur agar klub tidak jor-joran berhutang untuk mendongkrak prestasi instan.

Dirancang untuk memastikan bahwa klub membelanjakan uang sesuai kemampuan mereka, aturan FFP tersebut diterapkan oleh UEFA pada 2011 untuk menghentikan tim-tim Eropa dari menanggung kerugian dan utang besar. 

Dengan aturan Financial Fair Play ini UEFA ingin mendorong tim-tim Eropa untuk berhati-hati secara finansial. Akan tetapi, FFP ternyata tidak serta merta menguntungkan klub-klub menengah dan kecil.

Penyebabnya bukan pada FFP, tetapi kiranya pada penyelenggaraan Liga Champions dengan sistem yang semakin menguntungkan klub-klub besar. 

Tim yang berpartisipasi di Liga Champions  bisa mendapatkan hadiah uang hingga £60 juta dan hak siar televisi per musim jika klub berhasil mencapai final. Sebuah klub hanya perlu memainkan 13 pertandingan dari babak grup untuk mencapai final Liga Champions Eropa. 

Sebagai perbandingan, tim yang finis di posisi terbawah Liga Premier Inggris sekarang akan mendapat dana £175 juta, tetapi sebuah tim harus menjalani 38 pertandingan. Sungguh tidak "adil", bukan?

Liga Champions Eropa selama ini ternyata ikut melanggengkan dominasi tim-tim besar Eropa. Celakanya lagi, sejumlah tim besar terbukti pernah ingin mendapat lebih banyak uang lagi dengan ide European Super League.

Sila baca: Kontroversi European Super League: Ide Serakah Pemilik Klub-klub "Semau Gue"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun