Sebenarnya papa dan mamanya siap membelikan motor bekas, tapi Yosef memilih beli sepeda. Ia tahu, penghasilan orang tuanya tak seberapa.
Sambil melirik layar ponsel, Yos mencari-cari rumah bercat biru muda. Aha, akhirnya ketemu juga. Seorang ibu paruh baya membukakan pintu.
"Ini Mas Yosef, ya? Monggo pinarak. Mari masuk. Saya ibunya Ria," sambut wanita itu.
"Terima kasih, Tante. Ria lagi di mana, ya?" selidik Yosef sambil memasuki rumah mungil namun rapi itu.
"Sabar, Mas Yosef. Dia sedang ke warung sebentar. Lupa gula di rumah habis. Maklum kami cuma berdua, ndak stok makanan banyak-banyak. Bapaknya Ria meninggal sudah agak lama."
"Oh, begitu ya Tante. Kebetulan saya juga anak tunggal."
"Walah, kok bisa sama dengan Ria. ya? Oh ya. Panggil saya Bu Prapti saja. Malu saya dipanggil Tante..."
"Siap Tante...eh, Bu Prapti," jawab Yosef kikuk.
*
Langkah kaki terdengar mendekat. Ria masuk ruang tamu dengan senyum terkembang. Memamerkan gigi gingsul yang membuatnya tampak manis.
"Maaf, Yos. Bikin kamu nunggu. Mau dibuatkan teh atau kopi?"