Dunia sepak bola dan bahkan politik dihebohkan oleh kontroversi European Super League. Sesuai bocoran media, rencana Liga Super Eropa ini sungguh diumumkan 12 klub pendiri pada Minggu, 18 April 2021.Â
Apa sebenarnya tiga inti kontroversi European Super League? Mengapa FIFA, Perdana Menteri Inggris dan Presiden Perancis sampai mengecam rencana European Super League ini? Apa dampak kontroversi ESL bagi sepak bola Indonesia dan dunia?
Sejarah pendirian European Super League
Tim-tim pendiri European Super League adalah Manchester United, Manchester City, Liverpool, Tottenham Hotspurs, Chelsea, dan Arsenal (Inggris), Barcelona, Atletico Madrid, dan Real Madrid (Spanyol), Juventus, AC Milan, dan Inter Milan (Italia).
European Super League (ESL) digagas sejak 1998 guna menggantikan Liga Champions Eropa versi UEFA.Â
Beberapa tokoh ada di balik ESL yang sejak semula ditentang FIFA sebagai otoritas sepak bola dunia. Ada Florentino Perez (Real Madrid), Andrea Agnelli (Juventus), Joel Glazer (Manchester United), John Henry (Liverpool), dan Stan Kroenke (Arsenal).
Dalam pernyataan resminya, ESL hendak menampilkan dua puluh tim, termasuk lima belas klub pendiri. Lima tempat tersisa akan ditentukan oleh mekanisme kualifikasi berdasarkan kinerja tim di musim sebelumnya.Â
Format European Super League (ESL)
Tiga tim teratas dari setiap grup akan lolos ke perempat final, sementara tim-tim yang finis keempat dan kelima dari masing-masing grup akan bersaing dalam dua leg play-off untuk menentukan dua perempat finalis terakhir.
Sisa kompetisi akan berlangsung dalam rentang empat minggu di akhir musim. Perempat final dan semifinal berlangsung dua leg atau dua kali, sementara final pada bulan Mei akan diperebutkan sebagai pertandingan tunggal di tempat netral.Â