"Telur adalah sumber protein dan nutrisi lain yang dibutuhkan anak-anak untuk diet sehat dan seimbang. Karena anak-anak kecil lebih rentan terhadap efek keracunan makanan, sangat penting kita menyimpan dan menyajikan telur dengan benar," tulis laman kesehatan tepercaya tersebut.
Saran dan ajakan
Menurut riset Assyifa Szami Ilman & Iqbal Dawam Wibisono, rata-rata  warga Indonesia  mengonsumsi  11,5  kg  daging  ayam  dan  6,63  kg  telur (sekitar 133 butir)  setiap  tahunnya  (JPP, 2018).  Daging dan telur ayam sudah menjadi bagian penting dari pangan warga. Â
Sayangnya,  harga  eceran daging dan telur ayam masih cukup tinggi  karena harga jagung di Indonesia tiga kali lipat harga di pasar dunia. Menurut USDA, jagung menyumbang 50 persen biaya pakan peternakan unggas.Â
Bantuan modal usaha peternakan dan bantuan teknis beternak ayam perlu disediakan agar warga pun bisa beternak secara aman. Jalur distribusi daging dan telur ayam hingga ke pelosok perlu ditata lebih efisien lagi. Siapa tahu, berkat kebijakan pemerintah, harga telur ayam di warung Mama Lina dan warung-warung di pelosok Nusantara bisa lebih murah.
Salah satu jalan mengatasi stunting adalah meningkatkan asupan pangan bergizi. Indonesia menggunakan Indeks Khusus Penanganan Stunting (IKPS).Â
Hoaks mengenai daging ayam broiler disuntik hormon harus kita tangkal dengan penjelasan ilmiah.
Kompas.com memuat klarifikasi drh Syamsul Ma’arif, M.Si, Direktur Kesmavet Kementerian Pertanian (4/11/2020). UU No. 18/2009 melarang pemakaian hormon bagi hewan konsumsi, termasuk ayam broiler. Selain itu, produk ternak bernomor kontrol veteriner (NKV) sudah memenuhi persyaratan kesehatan.Â
Dr.drh.Denny Lukman, Ahli Kesehatan Masyarakat Veteriner IPB juga menegaskan, ayam broiler lebih cepat besar karena mempunyai potensi genetik yang unggul.