Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Daging dan Telur Ayam Penting Cegah Stunting, Yuk Dukung "Ayam Aman"

7 Januari 2021   12:03 Diperbarui: 7 Januari 2021   12:08 1405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tangkap layar CPIS - dokpri

Tanpa tedeng aling-aling, Muhadjir menyimpulkan, satu dari empat anak balita di Indonesia mengalami kekurangan gizi dalam jangka waktu yang cukup lama. Demikian pemberitaan Tribunnews.

tangkap layar databoks.katadata - dokpri
tangkap layar databoks.katadata - dokpri
Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemkes Dr. Kirana Pritasari MQIH pada 26/2/2020 mengatakan, angka prevalensi stunting Indonesia masih di atas toleransi WHO. Toleransi WHO untuk gizi buruk adalah 10% dan stunting 20%. Sementara Indonesia masih memiliki angka stunting di atas 20%.

Kirana memaparkan, pemerintah kita ingin menurunkan angka stunting menjadi 14% pada 2024. Prioritas penanganan stunting akan dilakukan di 260 kabupaten/kota. 

Konsumsi daging dan telur ayam untuk cegah stunting

Assyifa Szami Ilman & Iqbal Dawam Wibisono dalam Analisis Harga Pangan dan Prevalensi Stunting di Indonesia menyajikan ringkasan dan temuan menarik:

1) Asupan daging sapi, ikan, dan ayam yang rendah telah dikaitkan dengan kasus stunting pada anak. Sebaliknya, konsumsi daging dan ikan secara signifikan dapat mengurangi stunting untuk anak-anak berusia 12-23 bulan (Headey, 2017). 

2) Daging ayam adalah sumber protein yang baik dan juga lebih sehat dibandingkan dengan daging lain (Dowarah, 2017). 

Laporan Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) tersebut mengaitkan pentingnya mengatur harga jagung sebagai pakan pokok ayam demi menekan harga daging dan telur ayam. 

Sementara Lora Ianotti dkk pada 2017 merilis laporan penelitian di Ekuador. Ternyata pemberian sebutir telur per hari selama enam bulan kepada anak-anak selama periode pemberian makanan pendamping ASI dapat menurunkan prevalensi stunting hingga 47%. 

“Harga telur relatif terjangkau dan mudah didapat. Telur adalah juga sumber nutrisi yang baik untuk pertumbuhan anak. Telur memiliki potensi untuk berkontribusi pada pengurangan prevalensi stunting di seluruh dunia," simpul Lora Iannotti.

Laman nhs.uk mewartakan, beberapa orang tua di Inggris takut memberikan telur kepada anak-anak karena cemas akan adanya salmonella. Akan tetapi, kecemasan ini ditepis oleh Food Standards Agency. FSA menyatakan bahwa telur ayam yang diproduksi dengan standar keamanan pangan berisiko sangat rendah merugikan kesehatan wanita hamil dan anak-anak.  
Bayi harus mendapat ASI eksklusif sampai mereka berusia sekitar 6 bulan. Telur rebus yang telah dihaluskan dapat diberikan kepada bayi ketika mereka berusia sekitar 6-8 bulan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun