Ketan yang dijadikan bahan pegelak menjadi simbol pengungkap rasa syukur sekaligus permohonan. Warga memohon perlindungan dari Yang Agung (Petara) agar selalu menyertai pekerjaan dan memberikan panen berlimpah pada tahun-tahun berikutnya.
Tulisan-tulisan menarik Romo Gregorius dapat kita simak di sini (klik saja).
Terus Berbagi Kasih
Berkat kekompakan masyarakat desa Hayaping, pembangunan rumah sederhana bagi Pak Akup dapat diselesaikan. Menariknya, warga desa sepakat untuk bergiliran menyediakan makanan bagi Pak Akup.Â
Gotong royong yang telah direkatkan dengan ketan merah-putih itu terus berlanjut dalam wujud hantaran makanan.Â
Dalam kekurangan, warga tetap berbagi kasih tanpa berkesudahan.
Pak Akup memang tak bisa melihat dengan mata. Akan tetapi, dengan mata jiwanya, ia tentu melihat jelas betapa besar cinta para saudara-saudari sekampungnya.Â
Terima kasih pada semua pihak yang telah mengambil bagian dalam aksi kesetiakawanan sosial ini. Tuhan YME kiranya membalas kebaikan Anda sekalian.
Semoga semangat gotong royong dan semangat cinta budaya lokal tetap lestari di lingkungan kita.
Fajar Oktober 2020, ditulis dengan penuh cinta. R.B.