Hanya saja, ada peran yang sangat mendesak dilakukan Mas Nadiem di tengah pusaran kasus-kasus korupsi pendidikan. Pastikan pengawasan dan penindakan pada oknum pelaku rasuah yang telah melukai perasaan rakyat, terutama perasaan para guru honorer.
Membayangkan diri jadi seorang guru honorer, saya menangis. Di saat para guru honorer rela bercucur keringat mencerdaskan anak bangsa, nyatanya masih ada tikus-tikus berdasi yang ramai bagi-bagi duit korupsi.Â
Bukan korupsi kecil-kecilan, tapi besar-besaran dan jamak dilakukan. Suka tak suka demikian kenyataan di lapangan.Â
Dalam hal pencegahan korupsi, syukurlah Kemendikbud perlahan mulai berbenah, misalnya dengan menggandeng KPK. Semoga tanda-tanda positif ini makin bertambah pada masa pelayanan Mas Nadiem Makarim. Revolusi mental harus pertama-tama diwujudkan dalam lingkup pengelola pendidikan.
Justru para guru dan warga pendidikan yang menjadi peniup peluit (whistle blower) korupsi harus dilindungi, diapresiasi, dan diberi wadah untuk menyuarakan kebenaran. Bukan dibiarkan berjuang sendiri atau dilupakan dalam perjuangan mereka melawan koruptor yang main kuasa.Â
Saya tidak tahu persis, apakah ada hotline khusus untuk melaporkan korupsi pendidikan?
Syukur-syukur, ada terobosan baru untuk meningkatkan kesejahteraan para guru honorer. Tolong buat aturan yang lebih sederhana dan proses yang lebih mudah agar mereka segera mendapat balas jasa yang setimpal.
Mas Nadiem kita yakin mampu mengupayakan hal ini, bersama Presiden Jokowi yang juga telah menjanjikan peningkatan kesejahteraan guru honorer.Â
Salam Indonesia cerdas berbudi. Taman baca 1, 2, 3
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H