Ada satu cerita menarik. Seorang penyuluh pertanian dari Jawa Tengah baru saja datang di suatu daerah di Kalimantan. Ia menyapa hadirin dengan berkata, "Selamat pagi, para ibu dan bapak..."
Mendadak semua peserta penyuluhan itu tertawa terbahak-bahak.Â
Si Mas Penyuluh Tani ini bingung. "Kenapa mereka tertawa. Apa yang lucu? Apa saya lupa mengancing ritsleting celana, ya?"
Ia tengok ke bawah, celananya baik-baik saja.Â
Dari belakang, rekannya berbisik,"Mas, jangan pakai kata para. Bahasa daerah sini, para itu pantat!"
Oh, pantas saja. Dalam pemahaman warga setempat, para ibu dan bapak berarti ... ibu dan bapak (^_^)!
Apakah para pembaca, eh...pembaca sekalian pernah mengalami hal senada? Sila tinggalkan komentar cantik. Sila bagikan coretan ini bila dipandang tak bikin huru-hara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H