Mohon tunggu...
Bob S. Effendi
Bob S. Effendi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Konsultan Energi

Konsultan Energi, Pengurus KADIN dan Pokja ESDM KEIN

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Apakah Thorium Proven?

24 Februari 2016   16:49 Diperbarui: 28 Mei 2016   10:42 1222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="MSRE ORNL beroperasi selama 20,000 jam"][/caption]

Sebuah pertanyaan yang sering di tanyakan oleh para jurnalis kepada Kami ataupun kepada para pakar Nuklir sejak maraknya istilah thorium dalam kancah sektor energi di Indonesia sejak munculnya tulisan kami, Thorium : Sebuah Revolusi Energi yang saat ini sudah di baca lebih dari 75,000 orang.

Sayangnya sampai saat jawaban dari pertanyaan tersebut masih banyak yang simpang siur dan tidak tepat. Bahkan banyak pakar Nuklir Indonesia sering menjawab pertanyaan “Apakah Thorium Proven?” dengan jawaban “Belum Proven… masih butuh waktu 20 – 30 tahun”.

Kalo Kami dapat bertanya kapada para pakar tersebut maka Kami akan klarifikasi : Apakah belum proven sebagai sumber energi ? atau Apakah belum proven sebagai sumber bahan bakar Nuklir ? atau belum proven sebagai teknologi reactor berbahan bakar Thorium ? -- yang mana yang belum proven.

Kesalahkaprahan ini terjadi karena istilah Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT) yang belakang hari ini popular yang sesungguhnya mempunyai makna pembangkit listrik nuklir dengan reaktor Molten Salt Reactor dan memakai thorium sebagai sumber bahan fertil untuk mempopulerkan diberi nama PLTT untuk membedakan dengan tipe reaktor lain seperti PWR yang identik dengan PLTN. Karena walaupun keduanya adalah nuklir tetapi memiliki karakteristik yang sangat berbeda, sehingga tidak dapat di katakan sama dengan PLTN.

Sama seperti bila saya katakan apakah Banteng sama dengan Kerbau ?  Bila hanya di lihat spesiesnya tentu akan di bilang sama tetapi anda tahu keduanya memiliki karakter yang sangat berbeda dan harus di bedakan dengan nama yang beda, yang satu berbahaya, ganas dan liar dan yang satu lagi jinak dan bermanfaat bagi manusia.

Istilah PLTT pun banyak di persoalkan oleh para pakar, yang sering mengatakan bahwa PLTT itu juga PLTN. Sesungguhnya menurut kami secara kaidah terminologi lebih tepat PLTT karena istilah Pembangkit Listrik Tenaga yang dimaksud tentunya adalah sumber dayanya seperti air, panas bumi, angin dan surya kita tahu bahwa Thorium adalah sumber daya alam sementara Nukir adalah teknologi artinya istilah yang benar bila mengikuti kaidah PLTA, PLTG, PLTS maka seharusnya PLT Thorium atau PLT Uranium jelas bukan PLT Nuklir yang jelas salah adalah PLT Uap karena Kita tahu bahwa yang di bakar adalah batubara dan uap adalah hasilnya. Karena hasil dari PLT Thorium, PLT Uranium, PLT Panas Bumi semuanya juga uap. Seharusnya PLTU menjadi PLT Batubara.

Lalu mengapa harus istilah PLTT di permasalahkan bila masyarakat dapat lebih menerima istilah Thorium yang lebih terdengar ramah dibanding Nuklir, bukankah setiap isu membutuhkan sebuah dutabesar. Seharusnya orang yang ingin memajukan nuklir tidak perlu mempermasalahkan istilah PLTT, hanya orang yang anti PLTN mempermasalahkan istilah PLTT.

Back to laptop, ke masalah Apakah Thorium Proven ? untuk itu Kami akan bahas dalam tulisan ini secara mendalam tapi santai.

Pertama-tama kami akan memberikan analogi terhadap pertanyaan, dengan pertanyaan  “apakah batubara proven?” tentu jawabannya YA, aneh kalo ada seorang ahli yang menjawab batubara belum proven. Karena batubara sebagai bahan bakar turbin uap sudah di pakai sejak ratusan tahun yang lalu. Bahkan batubara lah yang memicu lahirnya revolusi industri dengan ditemukannya mesin uap.

Tetapi penggunaan batubara tidak hanya dipakai hanya sekedar di bakar di boiler, batubara pun dapat di gasifikasi atau dengan proses thermochemical lainnya untuk menghasilkan synthetic gas seperti Demethyl Ether (DME), ini adalah salah satu teknologi pemanfaatan batubara, dan masih banyak yang lain.

Artinya pertanyaan “apakah batubara proven?” bila yang di maksud teknologi pemanfaatan batubara selain dibakar dengan gasifikasi seperti DME, jawabnya tentunya secara komersial belum tetapi secara pilot project sudah di lakukan di banyak negara.

Back to laptop,   “Apakah Thorium Proven?”  -- Harus di bedakan antara

1) Thorium sebagai sumber energi ,

2) Thorium sebagai bahan bakar reactor Nuklir dan

3) Teknologi reaktor yang dapat memanfaatkan thorium.    

Selama ini media dan para pakar pun sering memakai istilah Thorium mencampuradukan ketiga kategori yang sangat berbeda itu.

1. Apakah Thorium sudah proven sebagai sumber energi ?

Apakah thorium sudah proven dapat di manfaatkan sebagai sumber energi ? jawabanya YA, sudah teruji, bahkan dipakai lebih dari 100 tahun sebagai sumber energi penerangan dalam kaos lampu petromax. (baca : Petromax Reaktor bertenaga Thorium). -- Bahkan sudah ada beberapa peneliti di Indonesia yang mencoba membuat baterai dari Thorium -- Hal ini sangat jelas dan tidak perlu di perpanjang.

2. Apakah Thorium sudah proven sebagai bahan bakar Nuklir ?

Apakah Thorium sudah proven dapat di pakai sebagai bahan bakar reactor Nuklir ? jawabannya YA, sudah teruji dipakai lebih dari 14 berbagai jenis reactor sejak 1960’an (tabel di bawah) baik dalam bentuk padat atau cair. Bahkan reackto daya PWR  pertama shippingport yang di bangun tahun 1954 memakai Thorium, dan sampai saat ini reactor Kamini di India masih memakai thorium dan dalam waktu dekat reactor 300 MW advanced Heavy Water Reactor (AHWR) yang di bangun oleh Bhabha Atomic Reasearch Center, India, yang memakai thorium akan beroperasi.  

 [caption caption="commercial & research thorium reactor"]

[/caption]

Adalah pemenang hadiah nobel untuk kimia, Glen Seaborg yang pada awal tahun 1940’an menemukan bahwa Thorium adalah fertile dan dapat ketika di hantam oleh neutron membelah menghasilkan Uranium-233 yang ternyata sebuah bahan Fisil, artinya dapat membuat sebuah reaksi fisi berantai -- Saat itu Seaborg berkata kepada asistennya bahwa penemuan ini bernilai lebih tinggi dari penemuan Plutonium 239 yang juga ia sebagai penemunya. Seaborg mengatakan "we have made a fifty Quadrilion dollar discovery" (50 X 10 pangkat 15).

Tentunya yang di maksud oleh Seaborg sebagai Quadrillion Discovery bukan sebagai bahan baku bom, karena Seaborg paham bahwa Thorium maupun U233 sangat sulit untuk di jadikan senjata lebih mudah melalui Uranium-Plutonium tapi yang dimaksud adalah sebagai sumber energi yang tidak terbatas, karena thorium sangat banyak di temukan di alam dibanding uranium yang langka.  Tapi sayang 50 tahun kemudian potensi Thorium yang dinilai sebagai penemuan senilai Quadrillion belum juga terealisasi karena politik Plutonium yang kita bahas dalam tulisan selanjutnya.

Basic Science terhadapThorium Fuel Cycle sesungguhnya sudah selesai pada tahun 1950'an, dimana yang terlibat dalam menyelesaikan sicence dari thorium fuel cycle adalah para pemenang nobel antara lain : Glen Seaborg, Harold Urey, Enrico Fermi dan Eugene Wigner.  Adalah Enrico Fermi yang pertama kali memberikan ide untuk mengembangkan reaktor dengan bahan bakar cair, Aqueous Homogeneous Reactors yang di bangun pada 1942 di Oak Ridge National Laboratory -- Reaktor inilah yang menjadi cikal bakal MSR di kemudian hari.

Adalah desain dari murid kesayangan Eugene Wigner yaitu Alvin Weinberg yang akhirnya berhasil mendesain reaktor yang dapat memanfaatkan thorium secara optimal yang ia sebut  Molten Salt Reactor yang di bangun,  pada tahun 1960’an ketika ia menjabat Direktur Oak Ridge National Laboratory (ORNL) yang dapat memanfaatkan potensi energi yang terkandung dalam thorium secara maksimal dan ekonomis.  Tidak banyak yang tahu bahwa Wigner dan Weinberg adalahjuga pencipta reaktor Pressurized Water Reactor (PWR) yang sekarang beroperasi di dunia.

pengembang-msr-574905cf337b61f10f7fa82d.jpg
pengembang-msr-574905cf337b61f10f7fa82d.jpg
Seaborg yang mengetahui potensi thorium dapat di realisasikan sebagai Quadrillion Discovery melalui reaktor MSR, sehingga ketika Ia menjabat Sebagai kepala US Atomic Energy Commision (US AEC), Seaborg mengirim surat kepada Presiden Kennedy tertanggal 20 November 1963 untuk mempromosikan thorium dan MSR karena memiliki tingkat keselamatan dan keekonomisan tinggi untuk menggantikan posisi reaktor PWR sebagai reaktor daya sipil. Menurut pengakuan Seaborg, JKF sudah setuju tapi sayang keburu terbunuh sebelum keputusan tersebut di ambil dan pengganti JFK, Lyndon B Johnson membunuh inisiatif MSR. -- Kedengarannya sepert konspirasi bukan.

[caption caption="Glen Seaborg & JFK "]

[/caption]

Copy surat itu sampai sekarang masih bisa di baca bila kita ingin search lebih dalam di internet. Tapi Kami tidak akan menampilkan link tersebut, Kami harap anda dapat mencari sendiri sehingga yakin.

Kami ingin mengajak anda membayangkan apa yang di pikirkan oleh Seaborg sebagai seorang pemenang hadiah Nobel dan saat itu menjabat menjadi Kepala US AEC (sekarang US DOE atau Kementerian ESDM) menulis surat kepada Presiden untuk merekomendasikan MSR, apakah ia terbayang bahwa MSR proven atau tidak proven ? apakah ia membayangkan bahwa masih membutuhkan waktu 20 tahun untuk MSR jadi komersial. Anda dapat menarik kesimpulan sendiri.  Jika saja JFK tidak tewas sudah pastinya saat ini 80% PLTN yang beroperasi pastinya bukanlah PWR tapi MSR.

Walaupun pada tahun 1971 Seaborg sudah tidak lagi menjabat kepala AEC tetapi Alvin tetap mendorong MSR karena menyakini tingkat keselamatan MSR jauh lebih tinggi dibanding PWR padahal ia sendiri adalah perancang dan salah satu pemilik paten PWR, bahkan istilah yang sekarang sering disebut Inherent Safety adalah Alvin Weinberg yang pertama memperkenalkannya.

Alvin yang terus mendorong MSR sering beradu argumen di depan congres ataupun secara pribadi dengan Conggresman Chester E. Holifield, sebagai ketua komisi nuklir di Congress dan teman dekat Presiden Johnson dan akhirnya setelah 18 tahun sebagai Direktur ORNL pada 1972 Alvin di pecat dari Oak Ridge National Lab oleh Chester hanya karena alasan terus menerus berbicara tentang keselamatan... aneh bukan ?? Padahal saat ini bila anda bicara soal nuklir no 1 adalah keselamatan.. tapi Alvin malah di pecat karena terus menerus bicara keselamatan -- Anda tarik kesimpulan sendiri.

Kutipan berikut Kami ambil dari wikipedia Chester E. Holifieldbukan wiki Alvin. 

Alvin M. Weinberg, who advocated inherent safety in reactor design, recounted an incident from 1972, where Holifield stated: "if you are concerned about the safety of reactors, then I think it may be time for you to leave nuclear energy".

untuk yang ingin tahu lebih dalam tentang pertarungan Alvin dalam memperjuangkan MSR sampai akhirnya di pecat dapat membaca kutipan dari buku memoir Dr Alvin Weinberg, "The First Nuclear Era". (klik disini).

Mengapa Kami harus menampilkan pertarungan politik nuklir ini sehingga anda sebagai pembaca dapat menilai sendiri mengapa MSR di hentikan. -- Dengan Alvin dipecat dari ORNL dan Seaborg di hentikan dari AEC, habislah riwayat MSR.  

3. Apakah Thorium Proven Bila yang di maksud adalah Molten Salt Reactor ?

Alvin Weinberg sebagai orang yang merancang reactor jenis Pressurised Water Reactor (PWR) melihat bahwa reaktor tersebut mempunyai masalah keselamatan dan tidak ekonomis maka tidak feasible sebagai reaktor daya sipil. beberapa permasalahan PWR, pertama adalah tingkat efisiensi yang rendah, yang hanya memakai 0.05% dari energi yang terkandung dalam uranium dan dengan tekanan yang sangat besar 145 ATM dapat membuat berbagai masalah keselamatan. Weinberg mengatakan bahwa PWR di desain untuk skala kecil dan tidak lebih dari 100 MW thermal karena di desain untuk propulsi bukan untuk daya skala ribuan MW, karena dalam skala kecil tekanan sebesar itu masih bisa diatasi tetapi dalam skala ribuan MW merupakan sebuah tantangan tehnik yang tidak mudah dan rawan kecelakaan -- Tetapi sayang industri yang membuat PWR sudah sangat besar sehingga peringatan sang pencipta tidak di hiraukan.  

Sehingga Alvin mencoba untuk merancang sebuah reactor daya sipil tentunya memiliki 2 kriteria Utama yaitu :  Keekonomisan dan Keselamatan. Untuk mencapai tingkat keekonomisan ia harus memastikan bahwa reactor tersebut dapat manfaatkan lebih dari 90% dari energi yang ada dalam bahan bakar dan untuk menjamin keselamatan yang tinggi maka ia harus memastikan bahwa reaksi fisi terjadi pada tekanan normal (atmosfer) dan tentunya fitur terpenting adalah reaktor ini harus anti-meltdown(tidak mungkin terjadi seperti kasus Fukushima dan Chernobyl), dengan fitur keselamatan melekat (inherently safety) dan pasif yang tidak membutuhkan listrik untuk sistim keselamatan bekerja, hanya membutuhkan gravitasi dan konveksi berbeda dengan PWR yang membutuhkan listrik untuk dapat aman.

Akhir kata dengan dana bantuan dari Angkatan Udara AS saat itu yang ingin mengembangkan pesawat bomber Nuklir, melalui program Aircraft Reactor Experiment (ARE) Alvin menciptakan menciptakan sebuah reaktor kecil seperti bola yang di sebut "fireball reactor", yang prinsipnya adalah reaktir berbahan bakar cair yang menjadi cikal bakal dari yang dikenal sebagai Molten Salt Reactor (MSR). Untuk ingin tahu lebih lanjut tentang Molten Salt Reactor.

Kekuatiran yang sampaikan oleh Alvin Weinberg sebagai pencipta PWR yang mengatakan perlunya inherent safety sebagai standard keselamatan reaktor yang tidak dapat di capai oleh PWR tapi sangat mungkin oleh MSR,  terbukti di Jepang paska Fukushima.

Setelah kejadian Fukushima Regulator Nuklir Jepang meningkatkan standard keselamatan lebih tinggi dengan menambahkan sistim keselatamatan melekat (inherent safety) dan sistim pasive, dari total sekitar 20 PLTN (sebagian besar BWR) yang ada ternyata setelah 4 tahun di suspend seluruh PLTN di jepang hanya 2 PLTN, Sendai dan Takahama, yang sanggup meningkatkan standard yang di minta, sehingga dapat beroperasi kembali tapi itupun dengan investasi yang luar biasa mahal dan menjadikan biaya pembangkitan listrik menjadi mahal, sementara yang lainnya tidak sanggup dan di hadapi dengan pilihan pahit yaitu : shutdown !. 

Pertanyaannya :  

Apakah Molten Salt Reactor yang telah beroperasi selama lebih dari 20,000 jam di Oak Ridge National Lab dibawah di bawah supervisi Atomic Energy Commision dapat di katakana proven ?

itu sebenarnya pertanyaan terpenting.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut kami perlu menjelaskan perbedaan antara Reaktor dan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Semua jenis pembangkit Listrik apakah berasal dari batubara, Nuklir, dan geothermal terbagi menjadi 2 unsur : Pembangkit Panas + Pembangkit Listrik

[caption caption="Pembangkit panas + Listrik"]

[/caption]

Tugas pembangkit panas adalah menghasilkan panas diatas 320 C, karena panas dibawah 300 akan membuat turbin bekerja tidak efisien, panas dibutuhkan  memanaskan uap yang di pakai  untuk menggerakan turbin. – Dengan uap yang panas bertekanan tinggi tersebut turbin berputar dengan kecepatan tinggi dan menggerakan motor di generator dan motor menghasilkan Listrik. – Secara sederhana begitulah cara kerja pembangkit Listrik.

Artinya fungsi pembangkit Panas adalah hanya untuk menghasilkan panas diatas 320 C terus menerus secara berkelanjutan. Apakah panas tersebut dari pembakaran batubara, panas bumi ataupun sebuah reaksi fisi Nuklir tidak ada bedanya bagi turbin yang hanya butuh panas tinggi.

Bila  reaktor MSR sebagai pembangkit panas  sudah dapat menghasilkan panas hampir 700 C selama 20,000 jam tanpa ada masalah sama sekali apakah dapat di katakan bahwa reaktor tersebut sudah teruji atau proven ? – jawabannya orang bodoh pun dapat mengatakan sudah pasti proven -- Karena hanya itulah tugas reaktor bukan menghasilkan listrik.

Tapi bila ditanya apakah reaktor tersebut sudah teruji membangkitkan Listrik tentunya jawabanya belum teruji atau belum proven.  Karena saat itu MSR memang bukan untuk membangkitkan Listrik artinya memang tidak tersambung dengan turbin dan generator.

Tentunya proven menghasilkan panas dan proven menghasilkan Listrik adalah 2 konsep yang berbeda tetapi bila sudah berhasil menghasilkan panas bukan hal yang sulit untuk menghasilkan Listrik hampir dapat di katakan tingkat keberhasilannya adalah 99%.

Proven dalam arti sudah di sertifikasi

Memang ada satu hal lagi dengan kata proven yaitu proven yang artinya sudah di sertifikasi, di stempel lolos uji oleh Badan Pengawas Nuklir  atau NRC (Nuclear Reagulatory Commision) –  Jawabannya sederhana : 1) NRC saat itu belum dibentuk. Fungsi regulator dan pelaksana melebur dalam US AEC 2) Memang saat itu tidak ada proses khusus yang disebut licensing karena yang membiayai program MSR juga AEC.  3) Karena memang masih dalam tahap pilot rencananya ORNL  akan membangun skala 100 MW dan 1000 MW  skala komersial untuk menghasikan Listrik, inilah yang nantinya disebut Commercial Plant.  

Karena AEC berfungsi sebagai regulator juga seperti NRC sekarang apakah artinya ketika Glen Seaborg sebagai ketua US AEC merekomendasi MSR kepada Presiden JFK tersirat bahwa MSR sudah "proven" dan "Licensed" ??. -- Pikirkan.

Sebelum melanjutkan Kami ingin mengupamakan bahwa anda mencari supir khusus untuk perjalanan nonstop Jakarta – Medan tanpa berhenti, bukan saja sang uspir harus sangat handal mengendalikan kendaraan tetapi juga dapat menahan kantuk karena perjalanan yang 24 jam nonstop tanpa berhenti untuk istirahat dan tentunya dengan upah yang sesuai.

Anda tahu bahwa persyaratan itu sangat sulit di dapat sehingga ketika anda mendapatkan calon pelamar yang mau dan telah lolos uji yang anda berikan, tetapi ketika anda bertanya apakah anda memiliki SIM ? dan dia menjawab TIDAK PUNYA!. –  Ketika itu anda mempunyai 3 opsi : 1) Anda tidak peduli, karena yang terpenting ia jago nyetir dan anda yakin tidak akan di tangkap polisi, kalopun di tangkap anda dapat bayar polisi karena prioritas anda adalah waktu yang mendesak 2) Anda peduli dengan hukum dan memberinya uang untuk mengurus membuat SIM dan menunda keberangkatan 3) Atau Anda tidak peduli sama sekali terhadap keahlian sang supir yang sangat langka dan lebih mementingkan adanya SIM dan tidak akan memakai supir tersebut.

Tentunya jawabanya ke 3 tersebut adalah jawaban yang sangat tidak rasional,  sama tidak rasionalnya mengatakan bahwa MSR di katakan tidak proven dikarenakan belum di stempel lolos uji oleh Badan Pengawas Nuklir Amerika, padahal secara praktis sudah beroperasi selama 20,000 jam tanpa ada masalah dan tidak ada satupun ahli nuklir di dunia yang bisa membantah itu dan yang harus di ingat juga bahwa ORNL adalah laboratorium milik US Atomic Energy Commision.

Bahkan dalam laporan Atomic Energy Commission tahun 1972 berjudul "An Evaluation of The Molten Salt Breeder Reactor"  yang di beri kode WASH-1222  salah satu alasan teknis yang di sampaikan mengapa program MSR di hentikan adalah masalah korosif walaupun alasan sesungguhnya adalah apa yang saya sebut Politik Plutonium.

Dikarenakan bahan bakar cair tersebut menggunakan garam maka masalah karat (korosif) tidak terhindari . Tetapi alasan ini sama seperti mengatakan bahwa sebuah kapal besi akan mengalami karat setelah beroperasi beberapa tahun dan dapat membahayakan maka kapal terbuat dari besi sebaiknya tidak di buat, sebaiknya semua kapal di buat dari Kayu.

Alasan korosif adalah sebuah lelucon yang tidak masuk nalar dan hal itu karena tidak ada aspek teknis dari MSR yang dapat di persoalkan untuk menutup program MSR – Salah satu solusi yang di pakai oleh Industri kapal yaitu melakukan pengecatan coating anti karat dan secara berkala mengganti plat sebelum karat menjadi masalah. – Hal yang sama juga dapat dilakukan dengan MSR seperti solusi yang dipakai oleh Thorcon Power yaitu mengganti reaktor setiap 4 tahun menjadi reaktor baru sebelum ada masalah muncul.

Popularitas MSR saat ini.

Pertanyaan penting lainnya  adalah

“Mengapa bila MSR belum proven, saat ini MSR adalah tipe reaktor dari generasi IV yang paling banyak di kembangkan oleh pihak swasta?”

Bahwa ada 22 negara yang saat ini mengembangkan MSR dan negara2 tersebut menuntut IAEA untuk mulai menuliskan sebuah panduan bagi regulator Nuklir dunia untuk melakukan lisensi bagi MSR, informasi ini Kami dapatkan dari Prof Ritsuo Yoshioka, Presiden International Thorium Forumdan Prof Takayuki Terai dari Tokyo University yang kemudian Kami konfirmasi kepada Dr. Mathias Krause, dari IAEA yang di datangkan oleh BATAN sebagai narasumber FGD Thorium yang baru saja di selenggarakan awal februari kemarin di Jakarta. Krause juga mengkonformasi adanya Workshop MSR yang akan di adakan pada bulan September tahun ini, bahkan mengudang penulis untuk menghadirinya. Workshop ini akan membahas update terkini pengembang MSR dunia dan mencoba untuk membuat sebuah guideline licensing MSR.

Kepada penulis di luar acara Krause juga mengkonfirmasi bahwa MSR adalah tipe reaktor gen IV yang paling popular dari total 6 tipe reaktor. Mengapa demikian ? -- Apakah mungkin karena kesederhanaan desain, tingkat keselamatan yang tinggi, tingkat keekonomisan yang tinggi dan terpenting tidak membutuhkan penelitian lanjutan yang panjang sehingga dapat di operasikan dalam waktu kurang dari 10 tahun.

Bahwa hampir semua pengembang MSR saat ini adalah Swasta kecuali China dengan program TSMR yang di motori oleh Chinese Academy of Science yang juga bekerjasama dengan Oak Ridge National Laboratory dan program EVOL dari konsorsium universitas di Eropa yang di motori oleh Delf Technical Univerisity dan tentunya salah satu pengembang MSR yang paling ternama adalah Terra Power yang di miliki oleh Bill Gates.

Kita dapat berkonklusi bahwa hampir semua pengembang MSR di dunia yang ada sekitar 25 perusahaan/institusi mempelajari sejarah MSR bukan hanya bertanya "Proven Tidak?","sekarang MSR yang sudah beroperasi di dunia ada dimana?" jelas tanpa mengetahui sejarah dan alasan yang tepat jawaban kedua pertanyaan tersebut pasti TIDAK dan tidak akan ada orang yang mau mengembangkan MSR, tapi kenyataannya BANYAK !!, artinya mereka tidak hanya sekedar bertanya "proven nga?" tetapi mempelajari aspek teknis dan tantangan mengkomersialkan MSR, karena mereka semua bukanlah lembaga riset tapi perusahaan yang ingin untung.

Dan pastinya sebagai investor tidak akan ada investor yang mau menaruh uangnya terhadap sesuatu yang tidak proven dan mereka tentunya tidak mau rugi -- FAKTA nya saat ini investasi terbesar dalamAdvanced Reactor (Gen IV) adalah Molten Salt Reactor bukan reaktor jenis lainnya, fakta ini terungkap dalam Advanced Nuclear Summit2016yang baru di laksanakan awal Februari 2016, dimana semua stake holder nuklir Amerika hadir, termasuk NRC -- Bahkan Bill Gates dalam Gates Notes mengatakan tentang The Energy Miracle yang perlu dikembangkan yang dapat menghasilkan energi murah dan bersih yang dapat merubah dunia --  Kami yakin ia yang ia maksud adalah MSR -- Silahkan di pikirkan.

Energy Process Development, sebuah konsultan energi ternama di Inggris membuat sebuah MSR Review untuk menilai Technical Readyness For Deployemnt artinya desain MSR yang handal dan feasible dapat di realisasikan dalam waktu dekat dan terdapat 6 pengembang yang memenuhi kriteria tersebut salah satunya Thorcon Power.  Review ini ditujukan untuk Pemerintah Inggris mengambil inisiatif membangun pilot scale MSR -- Review ini adalah sebuah laporan singkat yang komprehensif yang wajib dibaca untuk memahami teknologi MSR. Dalam review ini EPD memberikan analisa mengapa program MSR di hentikan :

"Molten salt reactor technology fell victim to perceived cold war military requirements, which included plutonium production. US government policy decisions shifted MSR research and development away from ORNL to California, where they were allowed to die. The MSR became an unattractive disruptive alternative to solid-fuelled technology with expected adverse effectson established nuclear industries"

Apakah masih butuh 20 - 30 tahun lagi ?

Bila benar bahwa masih di butuhkan 20 – 30 tahun lagi, sebagaimana di katakana oleh beberaoa ahli Nuklir Indonesia untuk merealisasikan MSR secara komersial maka : 1) ada 22 negara memaksa IAEA untuk mulai menulis guideline, bila  masih lebih dari 20 tahun ngapain pula IAEA mau pusing bikin workshop untuk menulis guideline apa mereka kurang kerjaan 2) Tidak ada investor swasta di Dunia yang mau membiayai penelitian yang membutuhkann waktu lebih dari 10 tahun untuk bisa menjadi komersial.

Bukan saja secara bisnis MSR menarik paling banyak investor dibanding reaktor lainnya, tetapi juga dalam bentuk forum international yang mendorong pengembangan dan pembangunan Thorium Molten Salt Reactor paling banyak di banding tipe reaktor lainnya. Beberapa di antaranya: Thorium Energy Conference, The Weinberg Institute, International Thorium Energy Organization (IThEO), Thorium Energy Alliance, International Thorium Forum, dan masih banyak lainnya. -- Bahkan pertemuan IThEO 2013 di selenggarakan di CERN, Geneva, sebuah pusat riset nuklir eropa yang terkemuka dan hadir sebagai pembicara beberapa tokoh terkenal seperti Carlo Rubbia, pemenang hadiah Nobel, mantan direktur CERN dan Hans Blix, mantan sekjen IAEA. Tentunya ini menunjukan bagaimana CERN pun menaruh perhatian cukup tinggi kepada pengembangan Thorium/MSR. 

Dalam pidatonya Carlo Rubbia mengatakan :

“… Thorium is effective at safely breeding more fuel, and that it has a much higher energy content than uranium or fossil fuels a characteristic that absolute pre-eminence...as a source of energy”

Dari fakta-fakta tersebut di atas jelas dapat di simpulkan bahwa dunia akan melihat MSR beroperasi secara komersial tidak lebih lama dari 10 tahun lagi atau sebelum tahun 2025 bahkan kenyataannya hampir semua pengembang MSR di dunia memiliki target operasional sebelum 2025.

Semua hal ini hanya menunjukan bahwa MSR adalah sebuah teknologi yang sudah matang dan siap untuk di komersilkan dalam waktu kurang dari 10 tahun dan bila pemerintah mendukung Indonesia bahkan dapat menjadi negara pertama yang akan mengoperasikan MSR sebelum 2022. 

Pertanyaan mendasar apa Indonesia yang memiliki Thorium melimpah akan menjadi penonton dan membeli reaktor MSR dari China atau dapat membangun dan menguasai teknologi MSR sendiri untuk dapat menciptakan kedaulatan energi untuk meningkatkan kesejahteraan.

Sebagai catatan akhir yang perlu Kami sampaikan adalah sebenarnya masalah proven dalam arti tersertifikasi dalam konteks Indonesia hanya Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) yang mempunyai kewenangan memberikan stempel tersebut dan bukan lembaga nuklir lainnnya dan berdasarkan undang-undang ketenaganukliran sebuah reaktor yang belum tersertifikasi di negara asalnya maka harus melalui tahap prototipe sampai di nyatakan lolos oleh BAPETEN tentunya bekerjasama dengan BATAN, sebagai lembaga litbang nuklir satu-satunnya. - Konklusi MSR dapat di bangun di Indonesia apalagi bila seluruhnya memakai dana swasta tanpa APBN.

Semoga tulisan ini menjadi jawaban yang cukup komprehensif dalam menjawab “Apakah Thorium Proven ?”.

BSE

-------------------------------------------------------------------------

Resources :

Buku autobiography Alvin Weinberg, "The First Nuclear Era" https://books.google.co.id/books?id=otQDyt9PeswC&lpg=PP1&ots=WBP5WR5K7Y&dq=The+First+Nuclear+Era%3A+The+Life+and+Times+of+a+Technological+Fixer&pg=PA20#v=onepage&q&f=true

Alvin Weinberg's liquid fuel reactor by Robert Hardgraves, PhD | http://atomicinsights.com/alvin-weinbergs-liquid-fuel-reactors-part-1/

Catatan Akhir :

Alvin Wienberg dan Eugene Wigner menulis buku pelajaran pertama tantang reactor dan neutonic yang manjadi standard bacaan standard bagi nuclear engineer sampai tahun 1970. Bahkan Adalah Weinberg yang membuka kelas pertama kelas tentang nuclear reactor di Oak Ridge National Lab dimana salah satu muridnya adalah seorang kapten AL bernama Hyman Rickover yang akhirnya berhasil meyakinkan petiniggi AL untuk membuat reaktor propulsi untuk kapall selam. 

weinberg-wigner-textbook-57491381d17a61ce06eb270f.jpg
weinberg-wigner-textbook-57491381d17a61ce06eb270f.jpg
Presiden Kennedy ketika mengunjungi ORNL (1962) dan mendapatkan penjelasan dari Alvin Weinberg sebagai Kepala ORNL tentang keunggulan MSR - Berdasarkan pengakuan Glen Seaborg Presiden JFK sudah setuju dengan Seaborg dan Alvin untuk menjadikan MSR sebagai reaktor daya utama di Amerika menggantikan PWR, disayangkan JFK terbunuh sebelum terealisasi.

[caption caption="JFK & Alvin Weinberg at ORNL"]

[/caption]

Karena tidak terkonek dengan turbin, panas yang di hasilkan oleh MSR di alihkan ke radiator. Foto dibawah memperlihatkan radiator yang merah karena panas yang di atas 500 C.

[caption caption="Radiator MSRE"]

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun