Mohon tunggu...
boa falakhi
boa falakhi Mohon Tunggu... Administrasi - Cakrawala di atas awan

Analis Kebijakan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Agama sebagai Energi Pembebasan

1 April 2018   17:12 Diperbarui: 1 April 2018   17:50 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keberartian hidup terasa nyata bila menuntut kepastian tertentu tentang arah dan kenyataan pada hakekat serta pada suatu visi tentang totalitas yang bersifat transhistoris. Dalam hal ini tradisi menjadi faktor penting dimana tradisi dapat dianggap sebagai stock pengalaman, paradigma dan simbol yang telah melampaui berbagai kegagalan moral maupun eksistensial, individu maupun sosial.

Stock pengalaman tadi memiliki kemampuan untuk memberi makna dan arah yang disertai dengan rasa kesinambungan historis dalam konteks totalitas dengan tingkat kepastian tertentu, eksistensial dari persoalan manusia yang paling mendasar tidak banyak mengalami perubahan dari dulu hingga kini. Namun, klaim-klaim terhadap kebenaran agama pada umumnya didasarkan pada otoritas tradisi yang berbicara tentang makna hakiki kehidupan dan totalitas pada kenyataan yang secara transhistoris dan metafisis.

Ilmu/Sains

Belakangan ini, budaya abstraksi telah melahirkan berbagai aneka sistem dengan kategori yang rumit, berupa khasanah pengetahuan ilmiah beserta segala pencabangannya yang kompleks. Maka tidak mengherankan pada saat sekarang sains cenderung dipercaya sebagai sumber yang paling meyakinkan tentang keberanan dan tujuan hidup. Dalam hal ini, menganggap sains sekaligus sebagai penentu makna dan tujuan hidup adalah ibarat menganggap setiap insinyur sama dengan pendeta/ulama. Disini dihasilkan kerancuan yang sangat besar yaitu hilangnya segala tatanan nilai, moralitas yang amat permissif, lalu berakibat pada merajalelanya gelagat hedonisme vulgar,kekerasan, pelecehan seksual, depresi, dan sebagainya.

Kerangka ilmiah memang berbeda dengan kerangka spiritual keagamaan. Kedua kerangka ini lebih menekankan, pertama: fakta, bersifat deskriptif, sektoral, mekanisme, dan menuntut presisi.

Kedua, bersifat preskriptif, holistik serta menjelaskan tujuan dan makna dan menuntut re-interpretasi. Demikian kedua bidang ini tetap saling berhubungan dan saling memerlukan satu sama lain.

Mitos Individu

Modernisasi juga dibangun berdasarkan penghargaan tertinggi atas manusia sebagai individu. Hal ini telah berhasil memberikan dampak yang bagus, sekurang-kurangnya telah melahirkan penghargaan bagi hak asasi dan martabat kemanusiaan.

Namun dibalik itu semua, kesibukan mengaktualisasi diri justru mengakibatkan setiap individu semakin terlepas dari sesama dan lingkungannya, terkurung dalam ruang-ruang privasi masing-masing.

Perkembangan teknologi modern telah menghasilkan berbagai peralatan yang berguna dalam kehidupan manusia sehari-hari. Segala peralatan ini menjadikan kehidupan privat semakin nikmat untuk dirasa: individu dapat menikmatiwalkman, stereo-set, video, bahkan bioskop layar lebar, kolam renang, dan sebagainya. Sendirian di kamarnya, di rumahnya, di mobil atau pesawat pribadinya, tanpa diganggu orang lain. Orang lain cenderung dipandang sebagai gangguan. Depresi, kesulitan berkomunikasi, kesulitan bersosialisasi, rasa bersalah, penyesalan, dan lain sebagainya.

Semua hal tersebut di atas, memang tidak lagi diatasi  lewat agama, namum melalui psikoterapi yang diyakini dapat membantu memberi katarsis dan kelegaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun