Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Guru Ramli

15 Juli 2024   15:52 Diperbarui: 15 Juli 2024   15:57 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Syukurlah, semangat Ramli, akhirnya cita-citamu tercapai." Jawabku balik.

"Doakan Pak, saya bisa menjadi guru yang baik, ikhlas, seperti Bapak. Walaupun di tempatkan dari jauh kampung halaman. Saya terinspirasi dengan Bapak, ditugaskan di kampung saya, tapi bisa berbaur dan di senangi oleh warga kampung." balasnya.

"Baik Ramli, Bapak doakan kamu sukses di perantauan." jawabku kembali melalui voice note. Percakapan suara, melalui whatsAap terhenti. Tidak ada balasan lagi dari si Ramli.

Sebuah cita-cita bila diniatkan, disertai dengan usaha yang ulet dan sungguh-sungguh, tentu akan mencapai keberhasilan. Langkah Ramli menjadi guru di daerah perbatasan merupakan niat yang mulia.

Dia berkabar perlu perjuangan yang luar biasa menuju tempat kampungnya bertugas, melalui sungai dengan mengendarai kapal kecil, karena hanya itu transportasi menuju ketempat tugas. Di lanjutkan berjalan kaki puluhan kilometer, melalui jalan setapak, dan batu-batuan tajam di sekitar jalan.  (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun