Rumah dinas yang sudah rusak dimana-mana itu di tempati oleh Ibu Mimi, guru kelas 1 yang berasal dari Kota Balikpapan. Dia tinggal bersama dua anaknya di rumah tersebut.Â
Ramli bersama temannya di hari minggu pagi, membantu Ibu mimi mengangkat air menggunakan ember plastik dari anak sungai kecil yang berada tepat di belakang rumah dinas sekolah.
Anak-anak di kampung, biasa di mintai gurunya membantu pekerjaan di rumah pada hari libur. Kadang anak-anak juga ikut membantu menanam padi, dan mengetam padi saat panen di ladang. Bisa juga membantu Ibu Kepala Sekolah memanen lada di kebun.
"Saya tertarik, karena menjadi guru menyenangkan Pak, seperti Bapak," katanya sambil diikuti dorongan di bahu oleh temannya.
"Ah Rizal, kamu ini, memang salah saya menjadi guru?," protes Ramli terhadap temannya.
"Bagus Ramli, jadi guru, atau apapun, yang penting setiap orang harus punya cita-cita." jawabku.
Begitulah si Ramli, siapapun guru di sekolah ini menyenanginya. Selain pintar, anaknya juga ringan tangan.Â
***
Pertemuan di angkot, tanpa sengaja dengan si Ramli hanya sekali. Sampai dia lulus dari Universitas Mulawarman. Dan mendapatkan gelar Sarjana Matematika. Ia menyampaikan pesan berbalas melalui WhatsAap, minta maap. Tidak sempat kerumah dan sekarang pulang ke Berau, dan setelah lulus mengikuti Seleksi PNS di daerah Kalimantan Utara.Â
"Alhamdulillah Pak, sekarang saya sudah lulus seleksi Pak, dan ditempatkan di Pulau Sebatik, daerah perbatasan Indonesia dan Malaysia." ujarnya melalui pesan voice note, pesan suara melalui WhatsAap.