"Syukurlah, semangat Ramli, akhirnya cita-citamu tercapai." Jawabku balik.
"Doakan Pak, saya bisa menjadi guru yang baik, ikhlas, seperti Bapak. Walaupun di tempatkan dari jauh kampung halaman. Saya terinspirasi dengan Bapak, ditugaskan di kampung saya, tapi bisa berbaur dan di senangi oleh warga kampung." balasnya.
"Baik Ramli, Bapak doakan kamu sukses di perantauan." jawabku kembali melalui voice note. Percakapan suara, melalui whatsAap terhenti. Tidak ada balasan lagi dari si Ramli.
Sebuah cita-cita bila diniatkan, disertai dengan usaha yang ulet dan sungguh-sungguh, tentu akan mencapai keberhasilan. Langkah Ramli menjadi guru di daerah perbatasan merupakan niat yang mulia.
Dia berkabar perlu perjuangan yang luar biasa menuju tempat kampungnya bertugas, melalui sungai dengan mengendarai kapal kecil, karena hanya itu transportasi menuju ketempat tugas. Di lanjutkan berjalan kaki puluhan kilometer, melalui jalan setapak, dan batu-batuan tajam di sekitar jalan. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H