"Sebentar bu, saya bukakan pintu." Pak Rohmat, buru-buru mengarah ke pintu, setelah memastikan kalau itu Ibu bidan.Â
***
"Ada apa bu Bidan, Kok malam-malam kerumah?, ada yang bisa saya bantu?." tanya Pak Rohmat penasaran.
"Saya minta tolong sama Pak Rohmat, mengantarkan ke kampung sebelah, ada warga disana melahirkan. Dua orang menjemput saya, dan saat ini ada dirumah, cuman saya takut Pak Rohmat, karena tidak kenal mereka."
"Oh begitu, baik bu bidan, saya siap-siap dulu, cuman pakai motor, siapa kesana bu bidan?."
"Pinjam sama Pak Elfiduan, pakai motor dinas kepala unit pemukiman transmigrasi, Pak Badrun."
Singkat cerita, mereka berangkat berboncengan menggunakan motor Pak Badrun. Motor tersebut, memang digunakan sebagai inventaris kampung, dan sengaja di tinggal oleh Pak badrun.
Pak Rohmat, ditengah kegelapan mengikuti arah motor dua warga kampung sebelah yang menjemput, karena isterinya melahirkan. Arahnya ke luar jalan pemukiman transmigrasi, dan menyusuri jalan besar, yang mengarah ke kampung tua.
Mereka tiba disebuah rumah berbentuk panggung, diujung kampung tua. Terlihat beberapa warga, berjaga di sekitar rumah panggung tersebut. Bu bidan dan Pak Rohmat, bergegas mengikuti warga kampung tersebut, menaiki anak tangga, dan memasuki kamar Ibu yang mau melahirkan.
"Tolong bu, anak saya mau melahirkan!. " seseorang wanita menaymbut bu bidan, penuh harap.
"Baik bu, tolong ibu temani saya, Pak Rohmat dan yang lain, silahkan tunggu di luar." ucap bu Bidan Nurhasanah.