Mohon tunggu...
Bambang Kuncoro
Bambang Kuncoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Wisdom. URL https://www.kompasiana.com/bkuncoro

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Anggota Dewan Yang Terhormat

20 September 2019   13:52 Diperbarui: 20 September 2019   13:58 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Screenshoot Apps GRATis milik KPK

"Masuk Stef, kita baru hanya membahas kembali tata tertib team kita di sini" kata Pak Ontoseno seperti nadanya di buat agak menyindir ku dengan pandangan mata agak kesal.  "Sambil menanti yang lain hadir lengkap,"  lanjutnya.  Aku berpikir dalam hati, maksutnya tinggal menanti si wartawan paling senior, Bram.  

Jika Pak Ontoseno tidak langsung menegur keterlambatan ku, bukan berarti aku harus bersyukur.  Justru aku harus curiga, Dia akan gunakan sebagai peluru dimana nantinya...

Energi dan antusiasme di ruangan itu terasa agak rendah.  Apakah karena efek kemacetan parah pagi ini atau karena teman-teman wartawan sudah cukup lama bertugas disini? Atau apakah karena faktor leadership? Entahlah, Aku perlu waktu untuk observasi lebih jauh nanti.  Mungkin yang level energi nya masih agak tinggi hanya aku, karena baru satu minggu disini.

Tidak beberapa lama kemudian kembali terdengar ketukan di pintu dan ketika pintu dibuka, si Bram muncul.  Setelah lengkap semua, kembali Pak Ontoseno, mengulang kembali pentingnya datang tepat waktu, sambil melihat ke kami berdua.  

Aku lirik wajah Abigail dibawah rambutnya yang di highlight bule terlihat kesal.  Aku rasa kekesalannya tertumpah kepada Aku dan Bram.  Mungkin Ia jengkel karena gara-gara kami berdua, dia harus mendengar pesan yang sama diulang-ulang.   Sedangkan Kusni dan Airlangga kulihat datar saja mukanya.  Masih ngantuk keliatannya.  

Setelah pesan tentang disiplin, selanjutnya pembahasan mengenai topik pilihan yang akan diliput dalam minggu itu.  Ternyata dugaan ku benar, yang menjadi topik utama adalah perseteruan antara anggota dewan Bapak A & Bapak K.  Pak Ontoseno menegaskan, "Contohnya wacana pemindahan Ibukota dan beberapa kontroversi lain."

Seperti biasa, yang lain tidak menunjukkan antusiasme, mereka hanya mendengar dari kuping kiri keluar kuping kanan.  Untuk itu aku mencoba menawarkan diri dalam hal peliputnya.

Namun Pak Ontoseno berkata lain. "Stefani kamu kan kurang disiplin dan masih baru, saya sih tidak menyarankan kamu untuk meliput topik ini.  Kamu kan dalam seminggu sudah 2 kali terlambat toh, untuk sementara sebagai masa percobaan kamu coba meliput tentang topik humanis saja."  

Aku berkata dalam hati, mending aku dimarahin saat masuk tadi dari pada kesalahan itu di bahas dan dikait-kaitkan dengan topik diskusi.  Tapi Aku hanya bisa diam saja. Akhirnya Bram & Kusni lah yang mendapat liputan itu. 

Masing-masing akan mewawancarai Bapak A dan K, supaya cepat terkumpul materinya.  Kemudian, Pak Ontoseno yang akan menggabungkannya.  Kecepatan dalam menyajikan berita sangat penting dalam bisnis kami.  Jika media lain yang lebih dahulu menyajikannya maka berita itu sudah menjadi basi.  

Sedangkan Abigail meliput tentang RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dan Perlindungan Anak.  Dan Airlangga meliput RUU KPK.  Semuanya, selain Aku, mendapat liputan yang sedang jadi topik hangat di masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun