"Mamas..semalam telfon siapa asik bener” sapaku mengawali pagi.
“sama teman kok” bling..notif masuk dari chat messenger. Tumben segera balas.
Tapi ada yang aneh dalam hatiku. Ada detak tak berirama, ada cemburu yang amat sangat dan bisikan rasa tak percaya. Sembari jalan ku klik view profil “duuh seneng nya di telfon bidadari aku” terbaca jelas di wall fb mu.
“oh kawan lama,pernah ada rasa sih cuma saling malu, akhirnya berlalu dan kini hadir kembali”
Jawabmu jujur. Memang itu satu daya tarikmu sampai akupun menggilaimu. Apapun yang pernah terjadi , kamu selalu berkata jujur. kita biasa diskusi tentang masa lalumu dan aku memaklumi nya bahkan selalu mensupport agar kau tak goyah dengan kenangan yang menyakitkan.
Memerah terasa rona pipiku, panas. Hatiku tak karuan, langkahku gontai, terasa tak bertulang, lemas. Baru kali ini aku merasa demikian. Kejujuranmu menyakitkan. Namun aku tetap berusaha tenang. Sudah menjadi komitmen ku untuk mengiklaskan siapa yang berhak memilikimu di antara puluhan wanita pengagum mu.