Panggilku manja seperti biasanya, itu panggilan sayangku padanya.
"iya” balasmu pendek. Tak seperti biasanya selalu ada “say” di belakang “iya”
"gak, lagi telfonan” jawabmu santai .
"lagi nelpon siapa, maaf aku ganggu ya” u jarku tak enak hati.
Aku memang tipe perempuan sensitive, tidak ingin membuat pasangan tidak nyaman karena ulahku. Tak segan aku seringkali minta maaf. Bahkan mungkin sampai membuat kekasihku jengah.
“kenapa sih minta maaf mulu, sante aja lagi!” ujarmu suatu hari tanpa nada marah.
Kamu memang lelaki dewasa yang bijak. Sebijak kalimat yang di rangkai. Menjadi tulisan apik yang selalu di tunggu pembacamu. Yah kekasihku seorang penulis. Tak heran banyak fans tersembunyi. Terpesona dengan gaya tulisanmu, topik bahasan mu. Menunjukan kau lelaki cerdas. Juga dari foto profilnya yang tampak cool dengan tatapan mata yang tajam di hiasi sungging senyum yang menawan. Banyak wanita mengidolakan mu. Itu kenapa aku nyaman bersamamu, di selingi rasa was was jika hatimu berubah. Kerap berpaling.
Malam itu berlalu tanpa obrolan yang hangat seperti malam malam lainya. Aku tertidur pulas setelah aku pastikan tidak ada chat masuk darimu.
**
“Selamat pagi sayang”