"juga duta wisata Di, mereka rajin menceritakan betapa Indonesia negeri yang terdiri dari berbagai pulau banyak potensi keindahan yang layak di kunjungi, setahu orang Hong Kong kan cuma sebatas pulau Bali, tapi yah gitu mereka masih gamang untuk wisata ke Indonesia karena faktor keamanan yang belum meyakinkan katanya Di"
 Jelasku panjang lebar.
 Di mendengarkan sambil menikmati hidangan nasi panas, ikan bakar plus lalap dan sambal, tampak lahap sekali.
 **
Pukul 11 malam setelah ku matikan tv, ku suruh Di untuk segera tidur, namun Di memintaku untuk menemaninya sebelum terlelap.
 Masih seperti dulu , anak ini memang manja,walaupun berjenis kelamin cowok, tapi Di hoby main boneka barbie, sampai sekarang, dan bercita cita aneh pula, tidak seperti anak lainya yang ingin jadi pilot, polisi, tentara atau orang kaya , Di kecil dulu  malah ingin menjadi burung, aku tersenyum sendiri mengingatnya.
 Tapi aku kagum, di balik tubuh dan cita citanya yang nyleneh Di bernyali besar, hanya bermodal do'a dari emak dan bahasa inggris sekedar "oh yes oh no' yang dia tau selagi bermain barbie, tapi sudah berani menginjakkan kaki nya di negeri beton sebutan lain dari negeri Jacky Chan.
 Aku berbaring di sampingnya, ku usap rambutnya wajahnya tertelungkup ku dengar isaknya.
"Di... kamu menangis?"
"aku sediih mbak" Â tanganya erat memeluku.
"apa yang kamu sedihkan, bukankan kamu harusnya bangga bisa menyusul mbak Bi di sini dan bangga cerita ke emak nanti?"