Nah, untuk mewujudkan sinergitas dari bahasa, pemikiran dan peradaban. Manusia perlu menyeimbangkan antara dimensi rasional-moral, individual-sosial, dan material-spiritual, keseimbangan tiga hal ini yang nantinya akan menjadi landasan kearifan hidup manusia (wisdom of human life). Semua ini bersumber dalam ajaran agama.
Rasulullah Saw. mencontohkan banyak hal tentang wisdom of human life ini dalam hidupnya. Saat datang orang Badui primitive ke Madinah, yang saat itu Rasulullah bersama para sahabat di masjid. Orang badui itu tiba-tiba kencing di dalam masjid.Â
Para sahabat sudah hendak memperingatkan dengan bahasa yang keras, namun Rasulullah justru membiarkan badui itu menyelesaikan hajatnya dan setelahnya barulah beliau memanggilnya dan mengajaknya dialog dengan kelembutan dan keramahan, hingga si badui sadar akan kesalahan perbuatannya.
Kelembutan dan keramahan Rasulullah dalam berbahasa acapkali membuat siapapun yang berkomunikasi dengan beliau, yang awalnya memusuhi dan membenci, berubah hormat dan mencintai beliau.Â
Walaupun sudah lewat hampir 1500 tahun lamanya, Beliau tetap menjadi Uswah hasanah; teladan baik dalam kita menggunakan bahasa dan berbahasa sehari-hari, sehingga tidak ada lagi bahasa primitive yang kita gunakan di era modern saat ini.
Malang, 12 Oktober 2019 Pukul 11.17 WIB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H