Mohon tunggu...
Bisyri Ichwan
Bisyri Ichwan Mohon Tunggu... Dosen - Simple Man with Big Dream and Action

Santri Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi dan Alumni Universitas Al-Azhar Mesir. Seorang yang kagum dengan Mesir karena banyak kisah dalam Al Qur'an yang terjadi di negeri ini. Seorang yang mencoba mengais ilmu pengetahuan di ramainya kehidupan. Seorang yang ingin aktif kuliah di Universitas terbuka Kompasiana. Awardee LPDP PK 144. Program Doktor UIN Malang. Ketua Umum MATAN Banyuwangi. Dosen IAIDA Banyuwangi. Dan PP. Minhajut Thullab, Muncar, Banyuwangi.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bahasa Primitif di Era Modern

12 Oktober 2019   11:26 Diperbarui: 12 Oktober 2019   11:39 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bisa dibayangkan, seandainya kebudayaan arab waktu itu tidak memiliki system penulisan sendiri, terlepas dari jaminan Allah SWT untuk menjaga al-qur'an, juga tidak mungkin bagi sahabat Utsman bin Affan untuk memerintahkan penulisan, pembukuan, dan penyebarluasan Al Qur'an hingga di seluruh pelosok dunia.

Peristiwa bahasa selanjutnya terus terjadi hingga di era modern sekarang ini. Gara-gara bahasa, malaikat tetap menjadi hamba Allah yang dimulyakan, sebab bahasa pula, iblis keluar dari surga dan dilaknat hingga hari kiamat tiba. 

Bahasa bisa menjadi bunga indah yang dipersembahkan kepada seorang kakasih, namun juga bisa menjadi pisau sangkur yang bisa ditusukkan ke perut orang yang dibenci kapan saja.

Masih ingat dengan apa yang diucapkan almarhum Gus Dur pada waktu itu saat menjadi presiden, beliau mengatakan bahwa "Sulit membedakan antara anggota DPR dan Taman Kanak Kanak", terlepas dari apa yang menjadi tujuan beliau mengucapkan hal itu, bahasa itu yang akhirnya menjadikan ketegangan antara Gus Dur dan DPR dan berakhir pada dilengserkannya beliau dari kursi kepresidenan.

Lihat juga yang pernah terjadi pada kasus Ahok yang mengatakan "jangan mau dibohongi surat Al-Maidah ayat 51", yang akhirya menjadi pintu masuk demo berjilid jilid yang reuninya bahkan masih eksis hingga sekarang dengan agenda yang sudah tidak murni agama lagi.

Seharusnya contoh-contoh peristiwa bahasa ini memberikan pelajaran buat kita semua bahwa bahasa bisa menunjukkan kepada kemajuan dan kemunduran sebuah peradaban. Idealnya, sekarang ini zaman sudah modern, seharusnya gaya bahasa yang menjadikan mundurnya sebuah peradaban tidak berlaku lagi, namun fakta berbicara lain. 

Secara teori, masyarakat modern menunjukkan kepada keterbukaan, demokratis, dan keramahan. Berbeda dengan masyarakat primitive yang cenderung tertutup, tidak demokratis, dan kasar.

Hubungan bahasa dan pemikiran selama ini tidak sesederhana yang kita bayangkan, namun keduanya memiliki hubungan timbal balik yang cukup rumit. 

Bahasa selain menunjukkan kepada keruntutan dan kejernihan cara berfikir penggunanya, bahasa juga dipengaruhi oleh kepentingan yang ingin dicapai oleh para penggunanya. Pemikiran dan bahasa di sini saling berkaitan.

Bahasa bersinergi dengan pemikiran. Pemikiran yang baik akan melahirkan bahasa yang baik. Pemikiran merupakan aspek batiniah dari sebuah peradaban. 

Bila aspek batiniah berkembang dengan baik, maka lahirlah peradaban yang maju, berkembang dengan budayanya yang baik. Jika hubungan ketiga hal ini diabaikan, gaya bahasa primitive akan selalu bermunculan sepanjang masa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun