Mohon tunggu...
Agung Bismoko
Agung Bismoko Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pendiri UKM Pankreas Politeknik Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Beras Plastik suatu ujian terhadap Ketahanan Nasional Indonesia dan ASEAN

25 Mei 2015   22:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:36 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk Itu Jokowi harus berani mengeluarkan kemampuan oratornya untuk untuk membangkitkan hati nurani para militer dan sipil yang ada dibawah kepemimpinannya termasuk seluruh masyarakat sipil.    Ketahanan Nasional lebih penting dibanding segalanya di Indonesia.  Jangan sampai hal ini bisa terjadi lagi dimana Indonesia terlalu sering diobok-obok oleh negara asing.  Dan menjadi tempat Test-Case kebijakan politik negara-negara lain.

Sebagai contoh, ketika Kebijakan Kapitalis masuk ke Indonesia antara tahun 1966-1998, Pemerintah China menahan diri untuk mempelajari kebijakan kapitalisme yang diterapkan di Indonesia.  Setelah mempelajari kelebihan dan kekurangan kebijakan kapitalisme di Indonesia, Pemerintah China membuat kebijakan sendiri yang tentunya menguntungkan negara China itu sendiri.  Hal ini jelas menunjukkan bahwa Indonesia adalah laboratorium kapitalisme dunia.

Begitu beratnya tugas seorang presiden sehingga Jokowi tidak akan pernah berhasil kalau kita sendiri bangsa Indonesia bersatu.

Serangan terhadap muslim Rohingnya, merupakan serangan politik jangka panjang Myanmar didukung oleh China.  Myanmar sebagai anggota negara ASEAN merupakan benteng ASEAN dari pengaruh China.  ASEAN sulit sekali untuk memberi sanksi kepada Myanmar, dikarenakan secara geopolitik , Myanmar lebih dekat ke China ketimbang ke Indonesia.  Dan secara Ideologi, Myanmar pun lebih dekat ke China.  Bila sikap tegas ditetapkan oleh ASEAN  kepada Myanmar, dikhawatirkan Myanmar keluar dari ASEAN dan bersekutu dengan China.

Pengungsi Rohingnya yang besar akan merepotkan Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya, yang dalam jangka panjang mempersulit pembangunan ekonomi negara-negara ASEAN.  Sehingga kemajuan Ekonomi ASEAN yang dikhawatirkan dapat menyaingi China dapat ditunda dulu perkembangannya.

Sementara disisi lain masyarakat Indonesia belum bersatu baik militer maupun sipil untuk lebih berhati-hati dalam menyikapi kekuatan asing.   Kelemahan ini merupakan berita baik bagi negara-negara asing untuk terus menganeksasi Indonesia serta memecah belahnya.

Sudah sejak jaman Belanda , Indonesia dipecah belah, bahkan kata Belanda dari 2 kata, yaitu Belah dan Nde.  Nde artinya Keluarga.  Belanda = Membelah Keluarga.  Masalah terbesarnya Indonesia hanya bisa disatukan dengan musyawarah dan mufakat, dan bukan otoriter ataupun kekuatan militer.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun