Mohon tunggu...
Agung Bismoko
Agung Bismoko Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pendiri UKM Pankreas Politeknik Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Beras Plastik suatu ujian terhadap Ketahanan Nasional Indonesia dan ASEAN

25 Mei 2015   22:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:36 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Peredaran Beras Plastik sudah sangat meresahkan di Indonesia.

Peredaran Beras Plastik menunjukkan lemahnya pengawasan terhadap perdagangan beras.

Produksi Beras Plastik dimulai dari Negara China.  Tidak mungkin negara sebesar China , apalagi negara komunis tersebut gagal mengawasi warganya.  Bagi saya kemungkinan besar Peredaran Beras Plastik di Negara China dibuat oleh Pemerintah Sendiri.  Tujuannya jelas Depopulation, pengurangan jumlah populasi masyarakat.  Karena di tengarai, Beras Plastik dapat menyebabkan kemandulan.  Begitu ketahuan di publik langsung hal ini di hentikan oleh Pemerintah China.

Hal ini di awali dari beredarnya Susu ber melamin, yang mengakibatkan kerusakan ginjal pada 300 ribu bayi di China.  Di satu sisi susu bermelamin ini sudah berhasil mengurangi populasi bayi di China.

Untuk apa  China mengirimkan beras Plastik-nya ke Indonesia ?  Padahal jelas, harga Plastik lebih mahal ketimbang harga beras.

Jokowi sebagai presiden sudah cukup meresahkan dunia regional Asia Timur dan Asia Tenggara.  Gebrakan Jokowi memerangi Mafia Ikan, Mafia Bola dan juga Mafia Migas, membuat para mafia ini gerah.  Dalam jangka panjang, gebrakan Jokowi ini membuat basis kekuatan ekonomi yang saat ini dipegang kekuatan asing mulai berpindah ke Indonesia.  Untuk menghancurkan  secara perlahan-lahan Jokowi, mereka tahu, nama baik Jokowi harus di hancurkan , terutama menghancurkan basis massa Jokowi di kalangan Grass Root.

Bila kekuatan ekonomi Asia Timur yang saat ini di Pegang China dan Negara Asia Tenggara lainnya beralih ke Indonesia, maka secara jangka panjang akan mempengaruhi ekonomi negara-negara itu.  Tentunya negara-negara lain tidak ingin Indonesia menjadi macan Asia.

Tujuan Peredaran Beras Plastik :

1. Depopulation Masyarakat menengah bawah di Indonesia, sehingga jumlah masyarakat menengah bawah berkurang dengan terkena penyakit.

2. Merusak nama baik pemerintah Indonesia yang gagal mengatasi datangnya beras plastik ini.

3. Merusak perdagangan beras di pasar tradisional sehingga pembeli beras hanya membeli di supermarket dan mini market.  Tujuannya jelas mengurangi kekuatan ekonomi masyarakat menengah bawah, dimana masyarakat menengah bawah ini adalah pendukung fanatik Jokowi.

4. Memberikan Peringatan kepada Jokowi agar lebih lunak kebijakan politiknya.

5. Menunjukkan kepada Jokowi bahwa Pemerintah Indonesia belum se-solid pemerintah China, dimana masyarakatnya masih banyak pengkhianat terutama dikalangan tengkulak beras di Indonesia.

Apapun ini , Jokowi harus mampu mengkonsolidasi kekuatan militer dan sipil untuk mengatasi masuknya serangan-serangan politik dari negara asing.  Seluruh kekuatan militer dan sipil harus bersikap tegas dan pengawasan ketat kepada :

1. Pelabuhan-pelabuhan tradisional Indonesia, tempat masuknya penyelundupan

2. Pengawasan melekat atas peredearan barang di Indonesia.

3. Sangsi hukum yang tegas terhadap semua pihak yang melakukan peredaran beras plastik ini, dengan kategori subversif, atau membahayakan negara termasuk pemiskinan pelakunya dari level pengedar tingkat bawah sampai cukong-cukong penyelundup beras plastik ini.

Kesulitan Jokowi terbesar :

1. Para cukong-cukong penyelundup beras plastik ini sudah bertahun-tahun berkongkalikong dengan militer dan sipil tertentu yang memiliki pengaruh di Indonesia

2. Penegakan hukum yang lemah di Indonesia

3. Lemahnya pengawasan terhadap pelabuhan tradisional.

4. Lemahnya Posisi Presiden dalam UUD 45 setelah amandemen 4

Untuk Itu Jokowi harus berani mengeluarkan kemampuan oratornya untuk untuk membangkitkan hati nurani para militer dan sipil yang ada dibawah kepemimpinannya termasuk seluruh masyarakat sipil.    Ketahanan Nasional lebih penting dibanding segalanya di Indonesia.  Jangan sampai hal ini bisa terjadi lagi dimana Indonesia terlalu sering diobok-obok oleh negara asing.  Dan menjadi tempat Test-Case kebijakan politik negara-negara lain.

Sebagai contoh, ketika Kebijakan Kapitalis masuk ke Indonesia antara tahun 1966-1998, Pemerintah China menahan diri untuk mempelajari kebijakan kapitalisme yang diterapkan di Indonesia.  Setelah mempelajari kelebihan dan kekurangan kebijakan kapitalisme di Indonesia, Pemerintah China membuat kebijakan sendiri yang tentunya menguntungkan negara China itu sendiri.  Hal ini jelas menunjukkan bahwa Indonesia adalah laboratorium kapitalisme dunia.

Begitu beratnya tugas seorang presiden sehingga Jokowi tidak akan pernah berhasil kalau kita sendiri bangsa Indonesia bersatu.

Serangan terhadap muslim Rohingnya, merupakan serangan politik jangka panjang Myanmar didukung oleh China.  Myanmar sebagai anggota negara ASEAN merupakan benteng ASEAN dari pengaruh China.  ASEAN sulit sekali untuk memberi sanksi kepada Myanmar, dikarenakan secara geopolitik , Myanmar lebih dekat ke China ketimbang ke Indonesia.  Dan secara Ideologi, Myanmar pun lebih dekat ke China.  Bila sikap tegas ditetapkan oleh ASEAN  kepada Myanmar, dikhawatirkan Myanmar keluar dari ASEAN dan bersekutu dengan China.

Pengungsi Rohingnya yang besar akan merepotkan Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya, yang dalam jangka panjang mempersulit pembangunan ekonomi negara-negara ASEAN.  Sehingga kemajuan Ekonomi ASEAN yang dikhawatirkan dapat menyaingi China dapat ditunda dulu perkembangannya.

Sementara disisi lain masyarakat Indonesia belum bersatu baik militer maupun sipil untuk lebih berhati-hati dalam menyikapi kekuatan asing.   Kelemahan ini merupakan berita baik bagi negara-negara asing untuk terus menganeksasi Indonesia serta memecah belahnya.

Sudah sejak jaman Belanda , Indonesia dipecah belah, bahkan kata Belanda dari 2 kata, yaitu Belah dan Nde.  Nde artinya Keluarga.  Belanda = Membelah Keluarga.  Masalah terbesarnya Indonesia hanya bisa disatukan dengan musyawarah dan mufakat, dan bukan otoriter ataupun kekuatan militer.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun