Mohon tunggu...
el lazuardi daim
el lazuardi daim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merawat Pernikahan agar Perempuan Tak Terjebak dalam Lonely Marriage

11 November 2024   07:58 Diperbarui: 11 November 2024   08:14 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilusttasi lonely marriage.(thinkstock.com/kompas.com)

" Punya suami, tapi hidup serasa menjadi j4nda." 

Kalimat bernada s4rk4s ini sering diucapkan seorang perempuan sebagai ekspresi kesepian dalam menjalani pernikahan. Sebuah fenomena yang biasa diistilahkan sebagai lonely marriage.

Lonely marriage dapat dimaknai sebagai seseorang yang merasa terpisah dari pasangannya. Dalam hal ini seseorang merasa kehilangan kedekatan emosional. Seolah ada dinding pembatas yang membuat mereka serasa tak terhubung dengan pasangannya.

Ya, meskipun sering dikatakan bahwa pernikahan itu merupakan jalan untuk mengobati kesepian. Namun faktanya, rasa kesepian tetap saja bisa dialami seseorang yang sudah menikah. Keberadaan pasangan hanya bisa dirasakan secara wujud fisik semata, tapi tidak untuk hal perasaan.

Apakah lonely marriage berbahaya ?

Pada dasarnya lonely marriage adalah sesuatu yang normal. Semua orang bisa saja mengalaminya. Baik laki-laki maupun perempuan, baik mereka yang belum lama menikah ataupun sudah menjalani perkawinan bertahun-tahun. Meski demikian perlu disadari bahwa lonely marriage merupakan indikasi bahwa sebuah pernikahan sedang tidak bahagia.

Seperti disebutkan diatas bahwa lonely marriage bisa terjadi pada seorang perempuan. Banyak hal yang melatarbelakanginya, baik yang berasal dari diri perempuan itu sendiri maupun dari pasangannya.

Setidaknya ada 3 faktor penting yang bisa menyebabkan lonely marriage pada perempuan.

1. Pengabaian emosional

Sering ditemui adalah bahwa lonely marriage timbul karena pengabaian emosional. Dalam hal ini seorang perempuan merasa tidak mendapat apresiasi atau kurang diperhatikan oleh pasangannya.

Ya, minimnya perhatian dari pasangan membuat seorang perempuan terjebak dalam lonely marriage. Maklum, perempuan selalu butuh perhatian. Perhatian yang besar dari pasangan akan membuat seorang perempuan merasa dicintai dan disayangi. Sebaliknya, minimnya perhatian bagi seorang akan membuat mereka merasa kesepian dan ditinggalkan.

2. Minimnya interaksi yang berujung pada hilangnya pertautan emosi

Tak sekedar perhatian, perempuan juga butuh akan momen kebersamaan. Mereka ingin melewatkan waktu berdua atau merayakan hari-hari penuh suka bersama pasangannya sebagai cara mereka berbahagia. Namun terkadang situasinya tak mendukung. Kesibukan akan rutinitas harian yang harus dijalani perempuan itu sendiri maupun pasangannya membuat mereka harus melewatkan banyak momen-momen kebersamaan diantara mereka.

Ya, kesibukan akan pekerjaan dan berbagai peran yang harus dijalankan, termasuk peran sebagai orang tua, menyebabkan minimnya interaksi yang terjadi diantara seorang perempuan dan pasangannya. Hal ini berdampak pada makin berkurangnya keintiman yang tercipta diantara pasangan, mengendurnya pertautan emosi dan pada akhirnya membuat seorang perempuan merasa kesepian.

3. Ekspektasi yang terlalu tinggi

Tak hanya karena faktor luar, kesepian dalam pernikahan juga bisa disebabkan oleh faktor dari dalam diri perempuan itu sendiri yakni ekspektasi yang terlalu tinggi dari seorang perempuan. Mereka menuntut pasangannya berbuat lebih. Dan bila keinginannya tersebut tak terpenuhi akan membuat mereka kecewa, hilang gairah dan merasa sepi.

Hal seperti ini terjadi karena seorang perempuan mengambil standar bahagia dari standar tinggi kebahagiaan orang lain, termasuk pengaruh media sosial.
Bagi kaum perempuan, lonely marriage adalah sebuah siks44n. Karakter mereka sebagai malhluk yang haus akan perhatian dan kasih sayang menjadi terabaikan karena terjebak dalam situasi lonely marriage.

Hal-hal seperti ini tentu saja tak boleh dibiarkan terus berlangsung. Bagaimanapun juga, baik laki-laki maupun perempuan, keduanya berhak untuk hidup bahagia dalam pernikahan mereka. Karena itu perlu kiranya untuk mengenali penyebab dan tanda-tanda seorang perempuan yang mengalami kesepian dalam pernikahan dan mencari jalan penyelesaiannya.

Apa saja tanda-tanda seorang perempuan yang terkena lonely marriage ?

1. Tidak komunikatif

Perempuan adalah makhluk yang suka berkomunikasi secara verbal. Mereka suka berbicara, berdiskusi dan mengutarakam apa saja yang ada dalam hati mereka. Karena itu ketika mereka tiba-tiba berubah pendiam dan tidak komunikatif, bisa saja mereka sedang mengalami lonely marriage.

Ya, lonely marriage telah membuat seorang perempuan tak bersemangat untuk berbicara dengan pasangannya. Mereka cenderung pasif, hanya mendengarkan saja dan tak menunjukkan reaksi terhadap topik yang dibicarakan.

2. Menghindari interaksi dan kontak dengan pasangan dan lebih mementingkan aktivitas lain.

Rasa kesepian  membuat seorang perempuan tak tertarik lagi untuk menjalin interaksi dengan pasangannya. Karena itu mereka sering menghindar ketika diajak berinteraksi.

Mereka biasanya menyibukkan diri dengan pekerjaan di rumah atau aktivitas di luar. Ya, masalah pekerjaan dan aktivitas sosial dijadikan alasan oleh mereka sebagai jalan menghindari pasangan.

Dalam berbagai kesempatan mereka juga lebih memilih untuk berkumpul bersama teman-teman mereka dari pada menghabiskan waktu dengan pasangan.

Ya, mereka sudah terlanjur kecewa. Mereka merasa tak ada lagi yang bisa diharapkan dari pasangan. Kehadiran pasangan seolah tak dibutuhkan lagi
Dan oleh karena itu mereka pun merasa keberadaan pasangan di sisi mereka berarti apa-apa.

3. Emosi yang tidak stabil

Dalam beberapa kejadian juga sering ditemui bahwa perempuan yang merasa sendiri dalam pernikahan mengalami perubahan emosi. Emosi mereka menjadi tidak stabil dan terkadang malah memicu pertengkaran.

Ya, rasa kesepian membuat seorang perempuan merasa tak punya tempat bercerita. Hal ini kemudian berpengaruh pada suasana hati yang kemudian dilampiaskan mereka dengan perubahan emosi yang ekstrim dan bahkan tak jarang berujung pada pertengkaran ketika berhadapan dengan pasangan.

Lonely marriage yang dialami perempuan, meskipun merupakan sesuatu yang normal tapi juga tak boleh dibiarkan terus berlangsung. Karena bisa menyebabkan depresi atai bubarnya sebuah pernikahan.  Maka dari itu perlu adanya langkah perbaikan untuk mengatasinya, baik dari pihak perempuannya sendiri maupun pihak laki-laki sebagai pasangannya.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi lonely marriage pada perempuan

1. Mempelajari penyebab timbulnya lonely marriage.

Lonely marriage timbul tak begitu saja, karena itu perlu bagi perempuan untuk mempelajari kenapa dirinya mengalaminya. Petakan masalahnya. Apakah karena dirinya merasa diabaikan, atau malah justru karena harapannya yang terlalu tinggi.

Selanjutnya perlu juga untuk mempelajari apa saja yang berubah selama menjalani pernikahan. Entah rutinitas, prilaku atau kebiasaan pasangan. Nantinya bisa diambil kesimpulan seberapa jauh pengaruh dari perubahan tersebut dam langkah yang perlu diambil untuk menanggulanginya.

2. Membicarakannya dengan pasangan dan meminta dukungan

Bagi perempuan, tak perlu ragu untuk mengatakan kepada pasangan bahwa diri Anda sedang mengalami lonely marriage. Jangan dipendam sendiri karena hanya akan membebani pikiran Anda.

Di sisi lain bisa jadi pasangan Anda tak menyadari kalau diri Anda merasa kesepian. Entah karena mereka kurang peka atau kesibukan sehari-sehari yang membuat mereka luput dari memikirkan diri Anda.

Katakan pada pasangan bahwa Anda merasa sendiri. Minta dukungan darinya untuk menghilangkan perasaan ini. Termasuk untuk meminta pasangan lebij peka dan peduli dengan diri Anda.

Dengan mengatakannya secara terus terang nantinya diharapkan bisa membuat Anda sedikit lega, tak lagi merasa terbebani dan mendapatkan solusi terbaik untuk keluar dari permasalahan.

Satu hal yang perlu diingat bahwa perlu menjaga sikap ketika berbicara dengan pasangan. Hindari untuk bersikap menang sendii dan saling menyalahkan. Alih-alih akan menemukan solusi malah masalah Anda akan bertambah runyam.

3. Realistis dalam berekspektasi.

Tak jarang seorang perempuan punya ekspektasi tinggi terhadap pasangannya. Tapi bila harapan itu sulit untuk dijangkau dan hanya akan membawa Anda kepada lonely marriage, artinya sudah saatnya Anda untuk menurunkan ekspektasi.

Ya, ketika memandang kehidupan perempuan lain, bisa saja Anda merasa iri karena pernikahan mereka terlihat sempurna. Mereka seolah bisa mendapatkan apapun yang mereka inginkan. Berbeda dengan diri Anda yang hanya bisa berangan-angan, namun entah kapan bisa mendapatkan.

Menyikapi hal ini seharusnya Anda tak berkecil hati. Ingat-ingat hal-hal indah apa saja yang pernah Anda nikmati. Syukuri bahwa Anda pernah mendapatkannya.

Tak hanya pihak perempuan, pihak laki-laki sebagai pasangan juga perlu melakukan beberapa hal untuk membantu seorang perempuan keluar dari lonely marriage. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan pihak laki-laki.

1. Laki-laki harus lebih peka dan memberi perhatian lebih terhadap pasangan.

Seringkali lonely marriage timbul karena seorang laki-laki yang kurang peka terhadap pasangannya. Laki-laki sering tak menyadari bahwa pasangannya butuh perhatian lebih. Bukan sekedar uang, tapi juga apresiasi, pujian dan juga hal-hal istimewa yang membuat mereka bahagia. Karena itu penting sekali bagi seorang laki-laki untuk mengasah kepekaannya.

Ya, penting sekali bagi seorang laki-laki untuk memahami karakter pasangannya. Mempelajari apa saja yang membuat mereka bahagia dan melakukan apa saja yang membuat pasangan merasa istimewa.

2. Melakukan hal-hal yang membuat perempuan terkesan.

Seorang laki-laki tak harus melakukan hal-hal yang rumit untuk menghindarkan pasangannya dari lonely marriage. Bahkan hal-hal sederhana pun sejatinya sudah cukup  untuk dilakukan.

Ya, kebaikan-kebaikan kecil seperti membantu pekerjaan pasangan, sesekali memasakkan makanan, membelikan makanan kesukaannya sudah cukup untuk membuat seorang perempuan merasa terkesan dan diperhatikan.

3. Meningkatkan quality time

Quality time atau melewatkan waktu bersama pasangan merupakan cara yang ampuh untuk menjauhkan lonely marriage. Karena itu penting bagi seorang laki-laki untuk mengusahakannya sebagai cara untuk membahagiakan pasangannya.
Dengan quality time, seorang perempuan akan merasa memiliki teman, lebih dihargai dan tak lagi merasa sendiri.

Banyak hal yang bisa dilakukan sebagai bentuk dari quality time seperti berolahraga bersama, memasak bersama,  mengobrol, makan malam di tempat makan favorit dan banyak kegiatan lainnya. Pada intinya, quality time merujuk pada hal-hal yang bisa  mempererat hubungan dengan pasangan.

Seperti halnya bunga-bunga di taman yang perlu dirawat agar terus berseri. Pernikahan juga perlu dirawat agar tak menimbulkan fenomena lonely marriage
Khususnya terhadap diri perempuan.

(EL)
Solo,11112024

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun