Ya, lonely marriage telah membuat seorang perempuan tak bersemangat untuk berbicara dengan pasangannya. Mereka cenderung pasif, hanya mendengarkan saja dan tak menunjukkan reaksi terhadap topik yang dibicarakan.
2. Menghindari interaksi dan kontak dengan pasangan dan lebih mementingkan aktivitas lain.
Rasa kesepian  membuat seorang perempuan tak tertarik lagi untuk menjalin interaksi dengan pasangannya. Karena itu mereka sering menghindar ketika diajak berinteraksi.
Mereka biasanya menyibukkan diri dengan pekerjaan di rumah atau aktivitas di luar. Ya, masalah pekerjaan dan aktivitas sosial dijadikan alasan oleh mereka sebagai jalan menghindari pasangan.
Dalam berbagai kesempatan mereka juga lebih memilih untuk berkumpul bersama teman-teman mereka dari pada menghabiskan waktu dengan pasangan.
Ya, mereka sudah terlanjur kecewa. Mereka merasa tak ada lagi yang bisa diharapkan dari pasangan. Kehadiran pasangan seolah tak dibutuhkan lagi
Dan oleh karena itu mereka pun merasa keberadaan pasangan di sisi mereka berarti apa-apa.
3. Emosi yang tidak stabil
Dalam beberapa kejadian juga sering ditemui bahwa perempuan yang merasa sendiri dalam pernikahan mengalami perubahan emosi. Emosi mereka menjadi tidak stabil dan terkadang malah memicu pertengkaran.
Ya, rasa kesepian membuat seorang perempuan merasa tak punya tempat bercerita. Hal ini kemudian berpengaruh pada suasana hati yang kemudian dilampiaskan mereka dengan perubahan emosi yang ekstrim dan bahkan tak jarang berujung pada pertengkaran ketika berhadapan dengan pasangan.
Lonely marriage yang dialami perempuan, meskipun merupakan sesuatu yang normal tapi juga tak boleh dibiarkan terus berlangsung. Karena bisa menyebabkan depresi atai bubarnya sebuah pernikahan. Â Maka dari itu perlu adanya langkah perbaikan untuk mengatasinya, baik dari pihak perempuannya sendiri maupun pihak laki-laki sebagai pasangannya.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi lonely marriage pada perempuan