1. Mengubah mindset tentang rasa sakit.
Untuk mengubah dendam menjadi rasa cinta, maka hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengubah mindset dari rasa sakit itu sendiri. Yakni menerima rasa sakit itu sebagai sebuah keniscayaan.
Jalaluddin Rumi pernah berkata,
"Lari dari apa yang menyakitimu akan semakin menyakitimu. Jangan lari. Terlukalah sampai kamu sembuh."
Ya, nasihat dari Rumi diatas mengingatkan kita bahwa tak perlu mengkhawatirkan sebuah rasa sakit hati. Hadapi sajalah sebagai sebuah keniscayaan agar segala rasa sakit itu tak menimbulkan dendam dan menjadi beban kehidupan.
Tapi bukankah tak mudah untuk menerima kenyataan ketika disakiti dan menahan rasa sakit dari luka yang menggores tersebut ?
Iya, tak mudah memang. Maka dari itu tak perlu buru-buru untuk melepaskannya. Karena, semakin kita berusaha melepaskannya, semakin kuat pula rasa luka itu mencengkram diri kita.
Misal, ketika kita sakit hati karena mendapat perlakuan kasar dari seseorang. Biarkan rasa sakit itu mengendap dan menyatu dengan diri. Hingga kita kemudian bisa berdamai dan mempermasalahkan lagi rasa sakit tersebut.
Ya, kita hanya perlu mengakrabkan diri dengan rasa sakit itu sendiri. Ini mungkin terdengar sedikit absurd. Tapi justru dengan membiarkan diri tenggelam dalam rasa sakit akan membuat kita tak lagi merasakan segala luka dan rasa sakit itu sebagai sebuah rasa sakit. Ya, segala kepedihan dan rasa sakit itu pada akhirnya memberi kita kekuatan untuk bertahan dan lebih tegar menghadapi kenyataan.
2. Mengambil makna dan pelajaran dari sebuah rasa sakit.
Tak satupun yang sia-sia dari setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup ini. Termasuk akan hal rasa sakit yang kita rasakan ketika diri ini dilukai. Semua menjadi bahan pelajaran yang patut untuk kita renungkan.