Tanpa banyak bicara , Rasulullah SAW lalu mengajak sahabatnya menemui ibu Al-Qamah mengabarkan anaknya yang sakit parah. Setelah mendengar cerita dari Nabi sang ibu diminta untuk memafkan segala kesalahan anaknya. Namun, hati yang sudah terlanjur disakiti tak bisa menahan lagi perihnya. Sang Ibu hanya benfi dalam kekecewaan.
"Biarlah dia rasakan sendiri", ujar ibu Al-Qamah.Â
"Tetapi dia sedang dalan keadaan sekarat, apakah ibu tidak merasa kasihan kepada anakmu ?" tanya Nabi.
"Dia berbuat dosa kepadaku," jawabnya singkat.
"Ya, tetapi maafkanlah dia. Sudah sewajarnya ibu memaafkan dosa anaknya," bujuk Nabi.
"Bagaimana aku harus memaafkan dia ya Rasulullah jika Al-Qamah selalu menyakiti hatiku sejak dia memiliki isteri," kata ibu itu.
"Jika kau tidak mau memaafkannya, Al-Qamah tidak akan bisa mengucap kalimat syahadat, dan dia akan mati kafir," kata Rasulullah.
"Biarlah dia ke neraka dengan dosanya," jawab ibu itu.Â
Merasa bujukannya tidak berhasil meluluhkan hati ibu itu, Rasulullah lalu mencari kiat lain. Kepada sahabat Bilal Nabi berkata :Â
"Hai bilal, kumpulkan kayu bakar sebanyak-banyaknya," perintah Nabi.
"Untuk apa kayu bakar itu Rasulullah," tanya Bilal keheranan.