Mohon tunggu...
Bintang PutraInrasyah
Bintang PutraInrasyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa/Universitas Islam Sultan Agung

suka mencoba hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Pendidikan dalam Dunia Pendidikan

9 Januari 2024   16:59 Diperbarui: 9 Januari 2024   16:59 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pentingnya Pendidikan Karakter dalam Dunia Pendidikan

Nama : Bintang Putra Inrasyah                           (inrasyahbintang@gmail.com)

Nama Dosen: Dr. Aida Azizah, M.Pd.                 (aidaazizah@unissula.ac.id)

NIM : 30302300115

Mata Kuliah: Bahasa Indonesia

ABSTRAK

Character development is very necessary, not only at school but also in the school environment. Current events are no longer characterized by educational participants from early childhood to adolescence, but also adults. It is very important for the survival of this nation. The competition predicts what will emerge in the coming years. Obviously this is a burden for us and our parents at this time. During this time, children have to compete with their peers from various countries in the world. Even though we are still working on the future, we feel the same way. Demanding quality human resources in the next millennium certainly requires good character. However, character is the ultimate goal of an individual. Character education is not only taught at school, but must be taught at home and in the social environment of society. Currently, character education is very necessary not only for children and teenagers, but also for adults. Character education is very important to build the survival of a nation. No one can predict what the competition will be like in the future. This is clearly a heavy burden not only for parents but also for school teachers. Increased access to different worlds means children face different competition with their peers in different worlds. When you enter the world of work, competition becomes more intense and if you don't have a good personality, you will be fired from your job. As a good human resource, not only brain intelligence is prioritized, but also good individual character is needed. Therefore, there is a need for a comprehensive educational character from home to community. Nature conservation is necessary not only at school, but also at home, in the social environment. Today's events are no longer marked by educational participants from early childhood to adolescence, but also by adults. It is very important for the survival of this nation. The competition predicts what will emerge in the coming years. Obviously this is a burden for us and our parents at this time. During this time, children have to compete with their peers from various countries in the world. Even though we are still working on the future, we feel the same way. Demanding quality human resources in the next millennium certainly requires good character. However, character is the ultimate goal of an individual. Character education is taught not only at school, but must also be taught at home and in the social environment of society. Currently, character education is very necessary not only for children and teenagers, but also for adults. Character education is very important to build the survival of a nation. No one can predict what the competition will be like in the future. This is clearly a heavy burden not only for parents but also for school teachers. Increased access to different worlds means children face different competition with their peers in different worlds. When you enter the world of work, competition becomes more intense and if you don't have a good personality, you will be fired from your job. As a good human resource, what is prioritized is not only brain intelligence, but also requires good individual character. Therefore, there is a need for a comprehensive educational character from home to community.

Pengembangan karakter memang sangat diperlukan, tidak hanya di sekolah namun juga di lingkungan sekolah. Peristiwa masa kini tidak lagi bercirikan peserta pendidikan dari usia dini hingga remaja, namun juga orang dewasa. Sangat penting bagi kelangsungan hidup bangsa ini. Kompetisi tersebut memprediksi apa yang akan muncul di tahun-tahun mendatang. Jelas hal ini menjadi beban bagi kami dan orang tua kami saat ini. Selama ini, anak-anak harus bersaing dengan teman sebayanya dari berbagai negara di dunia. Meskipun kami masih bekerja di masa depan, kami merasakan hal yang sama. Menuntut sumber daya manusia yang berkualitas di milenium mendatang tentu memerlukan karakter yang baik. Namun, karakter adalah tujuan utama individu. Pendidikan karakter tidak hanya diajarkan di sekolah, tetapi harus diajarkan di rumah dan di lingkungan sosial masyarakat. Saat ini, pendidikan karakter sangat diperlukan tidak hanya bagi anak-anak dan remaja, namun juga bagi orang dewasa. Pendidikan karakter sangat penting untuk membangun kelangsungan hidup suatu bangsa. Tidak ada yang bisa memprediksi seperti apa persaingan di masa depan. Hal ini jelas menjadi beban berat tidak hanya bagi orang tua tetapi juga bagi guru sekolah. Meningkatnya akses terhadap dunia yang berbeda berarti anak menghadapi persaingan yang berbeda dengan teman sebayanya di dunia yang berbeda. Saat Anda memasuki dunia kerja, persaingan semakin terasa dan jika Anda tidak berkepribadian baik, Anda akan dipecat dari pekerjaan Anda. Sebagai sumber daya manusia yang baik, tidak hanya kecerdasan otak saja yang diutamakan, namun juga diperlukan karakter individu yang baik. Oleh karena itu, perlu adanya pendidikan karakter yang komprehensif mulai dari rumah hingga masyarakat.

Pelestarian alam memang diperlukan tidak hanya di sekolah, tetapi juga di rumah, di lingkungan sosial. Peristiwa hari ini tidak lagi ditandai oleh peserta pendidikan dari usia dini hingga remaja, namun juga oleh orang dewasa. Sangat penting bagi kelangsungan hidup bangsa ini. Kompetisi tersebut memprediksi apa yang akan muncul di tahun-tahun mendatang. Jelas hal ini menjadi beban bagi kami dan orang tua kami saat ini. Selama ini, anak-anak harus bersaing dengan teman sebayanya dari berbagai negara di dunia. Meskipun kami masih bekerja di masa depan, kami merasakan hal yang sama. Menuntut sumber daya manusia yang berkualitas di milenium mendatang tentu memerlukan karakter yang baik. Namun, karakter adalah tujuan utama individu.

Pendidikan karakter diajarkan tidak hanya di sekolah, tetapi juga harus diajarkan di rumah dan di lingkungan sosial masyarakat. Saat ini, pendidikan karakter sangat diperlukan tidak hanya bagi anak-anak dan remaja, namun juga bagi orang dewasa.

Pendidikan karakter sangat penting untuk membangun kelangsungan hidup suatu bangsa. Tidak ada yang bisa memprediksi seperti apa persaingan di masa depan. Hal ini jelas menjadi beban berat tidak hanya bagi orang tua tetapi juga bagi guru sekolah. Meningkatnya akses terhadap dunia yang berbeda berarti anak menghadapi persaingan yang berbeda dengan teman sebayanya di dunia yang berbeda. Saat Anda memasuki dunia kerja, persaingan semakin terasa dan jika Anda tidak berkepribadian baik, Anda akan dipecat dari pekerjaan Anda. Sebagai sumber daya manusia yang baik, yang diutamakan tidak hanya kecerdasan otak saja, namun juga memerlukan karakter individu yang baik. Oleh karena itu, perlu adanya pendidikan karakter yang komprehensif mulai dari rumah hingga masyarakat.

PENDAHULUAN

Sasaran pembangunan nasional yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP) tahun 2005-2025 (UU No. 17 Tahun 2007) antara lain meliputi: Berlandaskan falsafah Pancasila". Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memperkuat jati diri dan karakter bangsa melalui pendidikan. Upaya tersebut adalah membentuk dan mengembangkan manusia Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menaati supremasi hukum, menjaga internal dan kerukunan antar umat beragama, ikut serta dalam komunikasi antar budaya, mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa, dan kebanggaan sebagai bangsa terhadap Indonesia untuk memperkuat landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa. pendidikan nasional adalah mengembangkan bakat dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat guna membina kehidupan nasional yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi Tuhan Yang Maha Esa dalam diri manusia yang beriman dan bertaqwa yang berakhlak mulia Sehat, sadar, berbakat, kreatif, mandiri dalam alam dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia yang tidak akan pernah bisa ditinggalkan. Pendidikan bukanlah suatu proses yang diselenggarakan secara teratur, terencana, dan dipelajari berdasarkan aturan-aturan yang disepakati oleh masyarakat atau negara, tetapi merupakan bagian dari kehidupan yang terjadi sejak keberadaan manusia. dapat dikatakan sebagai suatu proses yang dipikirkan dengan matang, terencana, terencana dan terorganisir berdasarkan aturan-aturan yang ada, terutama peraturan perundang-undangan yang dibuat atas kesepakatan masyarakat Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang mempunyai tujuan. Fungsi dan proses merupakan gejala masyarakat ketika seseorang mulai memahami pentingnya upaya untuk mencapai tujuan tersebut. membentuk, mengarahkan dan mengatur masyarakat sesuai dengan aspirasi masyarakat. Sebelum membahas lebih jauh mengenai pembangunan karakter, mari kita simak informasi berikut untuk mendapatkan gambaran:

* 158 kepala daerah terlibat korupsi pada tahun 2004 hingga 2011 * 42 anggota DPR terlibat korupsi pada tahun 2008 hingga 2011

* 30 anggota DPR dari DPR periode 1999-2004 terlibat kasus suap pemilu DJP BI

 * Adanya kasus korupsi di berbagai instansi seperti KPU, KY, KPPU, Dirjen Administrasi Pajak, BI dan BKPM                                                                  Sumber: Litbang Kompas

Nah, ini dia Itulah beberapa kasus yang membuat hati kita berhenti melihat kelakuan para pejabat pemerintah, tentu saja mereka adalah orang-orang yang cerdas secara intelektual tapi kenapa mereka melakukan hal-hal seperti itu mereka tidak mempunyai kepribadian. Pendidikan karakter kini menjadi hal yang penting, tidak hanya di sekolah, namun juga di rumah dan di lingkungan sosial. Bahkan saat ini peserta pendidikan karakter tidak lagi dari anak kecil hingga remaja, namun juga orang dewasa. Sangat penting bagi kelangsungan hidup bangsa ini. Bayangkan persaingan seperti apa yang akan muncul di tahun-tahun mendatang? Yang jelas, hal ini menjadi beban bagi kita dan orang tua masa kini. Di zaman sekarang, anak-anak zaman sekarang harus bersaing dengan teman-temannya dari berbagai negara di dunia. Bahkan kita yang masih seperti itu.

PEMBAHASAN

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penamaan nilai-nilai karakter yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan. Pengembangan karakter bangsa dapat dilakukan melalui perkembangan karakter individu seseorang.Akan tetapi, karena manusia hidup dalam lingkungan sosial dan budaya tertentu, maka perkembangan karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya yang bersangkutan. Artinya, perkembangan budaya dan karakter dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial,budaya masyarakat, dan budaya bangsa.Lingkungan sosial dan budaya bangsa adalah Pancasila, jadi pendidikan budaya dan karakter adalah mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri peseta didik melalui pendidikan hati, otak, dan fisik. Pendidikan karakter atau pendidikan watak sejak awal munculnya pendidikan oleh para ahli dianggap sebagai suatu hal yang niscaya.John Sewey, misalnya, pada tahun 1916 yang mengatakan bahwa sudah merupakan hal yang lumrah dalam teori pendidikan bahwa pembentukan watak merupakan tujuan umum pengajaran dan pendidikan budi pekerti di sekolah.Kemudian pada tahun 1918 di Amerika Serikat (AS), Komisi Pembaharuan Pendidikan Menengah yang ditunjuk oleh Perhimpunan Pendidikan Nasional melontarkan sebuah pernyataan bersejarah yaitu mengenai tujuan- tujuan pendidikan umum. Lontaran itu dalam sejarah kemudian dikenal sebagai "Tujuh Prinsip Utama Pendidikan", antara lain:

1. Kesehatan

2. Pengelola proses dasar

3. Menjadi anggota keluarga yang berguna

4. Pekerjaan

5. Kewarganegaraan

6. Pemanfaatan waktu luang yang bermanfaat

7. Karakter Moral

Pendidikan ke arah terbentuknya karakter bangsa para siswa merupakan tanggungjawab semua guru. Oleh karena itu, pembinaannya pun harus oleh guru. Dengan demikian, kurang tepat jika dikatakan bahwa mendidik para siswa agar memiliki karakter bangsa hanya ditimpahkan pada guru mata pelajaran tertentu, misalnya guru PKN atau Guru PAI. Walaupun dapat dipahami bahwa yang dominan untuk mengajarkan pendidikan karakter bangsa adalah para guru yang relevan dengan pendidikan karakter bangsa.Tanpa terkecuali, semua guru harus [1]menjadikan dirinya sebagai sosok teladan yang berwibawa bagi para siswanya. Sebab tidak akan memiliki makna apapun bila seorang guru PKn mengajarkan menyelesaikan suatu masalah yang bertentangan dengan cara demokrasi, sementara guru lain dengan cara otoriter. Atau seorang guru pendidikan agama dalam menjawab pertanyaan para siswanya dengan cara yang nalar sementara guru lain hanya mengatakan asal-asalan dalam menjawab. Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting di dunia. Orang-orang perlu belajar dengan giat dan mempelajari segala sesuatu dalam dunia pendidikan agar dapat membangun negaranya menjadi negara yang maju. Pada masa sekarang, memang tidak dapat dipungkiri jika gelar pendidikan yang kita punya akan menentukan segala jenis pekerjaan kita. Akan tetapi, gelar akademik saja tidak akan cukup, perlu juga membangun karakter yang baik. Dengan karakter pribadi yang baik, maka gelar akademik yang sudah kita miliki menjadi daya tawar tersendiri bagi banyak orang. Sementara itu, proses pendidikan sendiri masih banyak mengejar aspek kognitifnya daripada aspek psikomotoriknya. Masih banyak pendidik atau guru yang mengajar di sekolah hanya menjadikan kegiatan belajar mengajar menjadi suatu formalitas pekerjaan saja. Proses belajar mengajar ini lebih terlihat pada sisi formalitas belaka tanpa melihat karakter masing-masing anak. Menemukan guru-guru yang mengajarkan bagaimana menjadi seorang yang baik, etika-etika serta mendidik karakter anak masih sangat jarang ditemukan. Bagi banyak orang, guru merupakan sebuah pekerjaan tanpa dibarengi tanggung jawab mendidik karakter anak. Di dalam buku tentang Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences), Daniel Goleman menjelaskan kepada kita bahwa kecerdasan emosional dan sosial sangat diperlukan dalam menjalani kehidupan. Kebutuhan menggunakan kecerdasan emosional dan sosial mencapai 80%. Berbeda dengan kecerdasan intelektual. Di Sekolah, kecerdasan intelektual menjadi hal yang sangat utama dibandingkan dengan kecerdasan emosional dan sosial. Sementara itu, kecerdasan intelektual dalam kehidupan hanya mencapai 20% saja. Sangat jauh daripada kecerdasan emosional dan sosial. Dari sinilah pendidikan karakter sangat diperlukan agar peradaban bangsa menjadi lebih baik dan beradab. Jangan sampai bangsa kita diisi oleh orang-orang tanpa adab dan biadab. Ada banyak pilar-pilar karakter yang harus ditanamkan pada peserta didik, terutama anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. Salah satu pilar karakter yang harus ditanamkan pada anak adalah kejujuran. Kejujuran perlu dilatih dan diajarkan sejak dini, bukan hanya pada anak, tetapi juga bagi kita semua. Kejujuran merupakan benteng atau fondasi diri kita dari semuanya. Selain kejujuran, masih ada pilar karakter lain yang harus diajarkan kepada murid-murid, yakni perilaku keadilan. Dewasa ini, perilaku keadilan semakin dipertanyakan. Ada berbagai macam kasus di negeri ini yang tidak berpihak pada keadilan. sering kali kasus yang ada selalu berat sebelah dalam penyikapan. 

 

TUJUAN PENDIDIKAN KARAKTER

 

Perkembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, Pengertian Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia. Pasal 3UU Sisdiknas menyebutkan, "Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peseta didik agar menjadi manusia yag beriman,dan bertakwa kepaa Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab".tujuan Pendidikan Nasional merupakan rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan Pendidikan. Oleh karena itu, rumusan tujuan Pendidikan Nasional menjadi dasar dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.Untuk mendapatkan wawasan mengenai arti pendidikan budaya dan karakter bangsa perlu dikemukakkan pengertian istilah budaya, karakter bangsa, dan pendidikan.

 

Tujuan Pendidikan Pendidikan Karakter Bangsa diantaranya adalah sebagai berikut:

 

 1. Mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan Warga Negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa

 

2. Mengembangkan Kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya dan karakter bangsa

 

3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa

 

4. Mengembangkan kemampuan pesrta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan dan

 

5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman,jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan.

 

Nilai-nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa merupakan Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa dan diidentifikasi dari sumbersumber Agama, karena masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama, maka kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaan. Secara politis, kehidupan kenegaraan didasari pada nilai yang berasal dari agama.Dan sumber yang kedua adalah Pancasila, Pancasila : Negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsipprinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut dengan Pancasila.Pancasila terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut lagi dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945.Artinya, nilainilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya dan seni.

 

Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi Warga Negara yang lebih baik, yaitu Warga Negara yang memiliki kemampuan, kemauan,dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sebagai Warga Negara.Budaya sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak disadari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat tersebut.Nilai-nilai budaya tersebut dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antaranggota masyarakat tersebut. Posisi budaya yang demikian penting dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa.

 

STRATEGI PENDIDIKAN KARAKTER

 

Strategi Pendidikan Karakter yang akan dibahas adalah Strategi Pendidikan Karakter melalui Multiple Talent Aproach (Multiple Intelligent).Strategi Pendidikan Karakter ini memiliki tujuan yaitu untuk mengembangkan seluruh potensi anak didik yang manifestasi pengembangan potensi akan membangun Self Concept yang menunjang kesehatan mental. Konsep ini menyediakan kesempatan bagi anak didik untuk mengembangkan bakat emasnya sesuai dengan kebutuhan dan minat yang dimilikinya.Ada banyak cara untuk menjadi cerdas, dan cara ini biasanya ditandai dengan prestasi akademik yang diperoleh disekolahnya dan anak didik tersebut mengikuti tes intelengensia.Cara tersebut misalnya melalui kata-kata, angka, musik, gambar, kegiatan fisik atau kemamuan motorik atau lewat cara sosialemosional.

 

Menurut Gardner (1999), manusia itu sedikitnya memiliki 9 kecerdasan. Kecerdasan manusia, saat ini tak hanya dapat diukur dari kepandaiannya menguasai matematika atau menggunakan bahasa.Ada banyak kecerdasan lain yang dapat diidentifikasi di dalam diri manusia. Sedangkan menurut Howard Gardner (1999) yang menjelaskan 9 kecerdasan ganda, apabila dipahami dengan baik, akan membuat semua orang tua memandang potensi anak lebih positif. Terlebih lagi, para orang tua (guru) dapat menyiapkan sebuah lingkungan yang menyenangkan dan memperdayakan di sekolah. Konsep Multiple Intelligence mengajarkan kepada anak bahwa mereka bisa belajar apapun yang mereka ingin ketahui. Bagi Orangtua atau guru , yang dibutuhkan adalah kreativitas dan kepekaan untuk mengasah anak tersebut.Baik guru atau Orang tua juga harus berpikir terbuka, keluar dari paradigma tradisional. Kecerdasan bukanlah sesuatu yang bersifat tetap. Keceradasan bagaikan sekumpulan keterampilan yang dapat ditumbuhkan dan dikembangkan. Kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan masalah, kemampuan untuk menciptakan masalah baru untuk dipecahkan, kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang berharga dalam suatu kebudayaan masyarakat. Melalui pengenalan Multiple Intellegence, kita dapat mempelajari kekuatan atau kelemahan anak dan dapat memberikan mereka peluang untuk belajar melalui kelebihan mereka, tujuannya adalah agar anak memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi dunia.

 

Pendidikan karakter selalu diupayakan untuk masuk ke dalam kurikulum pendidikan di berbagai jenjang dan jenis, sehingga diatur dalam Pasal 3 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa khususnya bagi negara yang sedang membangun ditentukan oleh tidaknya pendidikan. Hal ini membuat peran pendidikan dirasakan sangat penting bagi setiap bangsa. Produk pendidikan tidaklah sama dengan produk dalam dunia bisnis (fisik), produk pendidikan lebih cenderung bersifat jasa. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan atau keberhasilan pendidikan karakter yakni faktor insting (sikap yang ada sejak lahir), kebiasaan (perilaku yang sama terjadi terusmenerus dan berulang-ulang), hereditas (yang sebagian besar mencerminkan sifat orang tua) dan lingkungan (sifat yang terkondisi). ke klub) (Andri Kurniawan, 2021) Tujuan Pendidikan Karakter menjadi hal yang harus dicapai, diantarannya agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya sebagai manusia dan kebanggaan bangsa dengan nilai-nilai budaya yang baik dan karakter bangsa. Menumbuhkan kebiasaan dan perilaku siswa yang terpuji sesuai dengan nilai-nilai positif. Melatih siswa menjadi generasi penerus bangsa. Mari kita tingkatkan kemampuan siswa agar menjadi pribadi yang mandiri, kreatif dan berbangsa dan bernegara. Dan lingkungan sekolah harus menjadi lingkungan belajar yang aman, jujur, kreatif dan bersahabat dengan latar belakang etnik yang tinggi dan inklusif.

 

Landasan terpenting dalam pelaksanaan pendidikan karakter tentunya adalah nilainilai moral universal yang dapat diturunkan dari agama dan pancasila. yaitu cinta maha kuasa dan kreatif, tanggung jawab, kejujuran, rasa hormat dan kebaikan, cinta, kepedulian, kemampuan bekerja sama, amanah, kreativitas, kemauan, pantang menyerah, adil, santun, rendah hati, toleran, cinta damai. dan cinta persatuan. Untuk melaksanakan pendidikan karakter, guru harus berupaya mensosialisasikan nilai-nilai tersebut melalui keteladanan yang jujur dan tidak hanya melalui pengajaran dan diskusi. Pembentukan karakter dalam sistem pendidikan merupakan hubungan antar komponen karakter yang terdiri dari nilai-nilai perilaku yang ingin diwujudkan atau diikuti dan dimana pengetahuan tentang nilai-nilai perilaku tersebut dikaitkan dengan sikap atau perasaan yang kuat yang dapat dicapai oleh Tuhan Yang Maha Esa. dan lainnya. lingkungan hidup, masyarakat dan bangsa, serta masyarakat internasional. Hasil pendidikan terutama yang menyangkut "Moral dan akhlak" sangat memprihatinkan. Seolah-olah dunia pendidikan tidak memberi resonansi kepada kepribadian peserta didik dan hanya bertumpu pada peningkatan akademik peserta didik saja. Padahal, setiap satuan pendidikan berkewajiban untuk melaksanakan pembentukan karakter peserta didik di sekolah masing-masing. Lembaga pendidikan memiliki peran dalam penguatan pendidikan karakter, seyogyanya ini sebagai gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui olah hati, oleh rasa, olah pikir dan olah raga dengan keterlibatan serta kerjasama antar satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Pendidikan karakter harus selalu diimplementasikan di sekolah dimana lima nilai utama dalam penguatan karakter (integritas, religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong) haruslah tercermin dalam prilaku warga sekolah. Pada hakikatnya, pendidikan karakter diharapkan dapat membentuk manusia secara utuh (holistik) yang berkarakter selain untuk membentuk pembelajar sepanjang hayat, yang sejatinya akan mampu mengembangkan semua potensi peserta didik secara seimbang (spiritual, emosional, intelektual, sosial, dan jasmani) dan juga secara optimal. aspek sosial, emosi, kreativitas, dan bahkan motorik. Peserta didik hanya dipersiapkan untuk dapat nilai bagus, namun mereka tidak dilatih untuk bisa hidup. Kegiatan ini dapat terwujud apabila penguatan pendidikan karakter ini terprogram dan terencana secara baik, seperti penguatan pendidikan karakter berbasis pada kegiatan pembelajaran di kelas, seharusnya sudah dapat diimplementasikan oleh setiap tenaga pendidik pada saat pembelajaran berlangsung di kelas. Pembiasaan dan penumbuhan nilai yang baik akan dapat diserap oleh peserta didik dalam pembelajaran tersebut. Selain berbasis kelas, penguatan pendidikan karakter juga dapat dilaksanakan dengan berbasis sekolah, berbasis keluarga (rumah tangga) dan berbasis masyarakat. Pada penguatan pendidikan berbasis lembaga pendidikan, lembaga pendidikan tidak hanya diartikan sebagai tempat belajar, namun sekaligus dijadikan juga tempat memperoleh peningkatan karakter bagi peserta didik yang merupakan bagian terpenting dari pendidikan karakter itu sendiri, dengan kata lain sekolah bukanlah sekedar tempat "transfer knowledges" namun juga lembaga yang berperan dalam proses pembelajaran yang berorientasi pada nilai yang baik (value-oriented enterprise). Di samping itu lembaga pendidikan bertanggung jawab bukan hanya dalam mencetak peserta didik yang unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga dalam karakter dan kepribadian. Sementara untuk penguatan pendidikan karakter yang berbasis keluarga, dapat dilaksanakan dengan menjadikan keluarga dan rumah tangga sebagai lingkungan pembentukan watak dan karakter pertama dan utama bagi peserta didik sehingga keluarga / rumah tangga dijadikan sebagai "school of love" tempat belajar yang penuh cinta sejati dan kasih sayang serta tempat pertama penyemaian nilai-nilai kebaikan serta prinsip-prinsip dasar dalam kehidupan sehingga diharapkan peserta didik telah memiliki potensi dan bekal yang memadai untuk mengikuti proses pembelajaran di sekolah. Pendidikan karakter berbasis masyarakat juga menjadi bagian penting dalam pendidikan terhadap anak. Penguatan pendidikan karakter berbasis masyarakat juga bisa dilaksanakan karena masyarakat sebagai bagian penting dari pendidikan karakter terhadap peserta didik, juga memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan penanaman nilai-nilai estetika dan etika untuk pembentukan karakter peserta didik dimana masyarakat telah memiliki sistem nilai yang selama ini dianutnya. Hal ini akan mempengaruhi sikap dan cara pandang masyarakat secara keseluruhan termasuk peserta didik sehingga masyarakat mempunyai tanggung jawab bersama dalam menegakkan nilai-nilai yang baik dan mencegah nilai-nilai yang buruk.[2] Dalam rangka untuk memberikan nilai positif bagi peserta didik maka pelaksanaan penguatan pendidikan karakter perlu disupport oleh keteladanan, pengajaran dan penguatan. Kemudian, dari sisi keteladanan, dimana tenaga pendidik, orang tua atau anggota masyarakat dapat menjadi bagian penting dalam pendidikan karakter bagi peserta didik, sedangkan dari sisi pengajaran, tenaga pendidik dan keluarga mengajarkan karakter / nilainilai yang baik serta menggabungkan pengetahuan akademik dengan nilai-nilai kearifan lokal, dan yang lebih penting juga dari sisi penguatan dimana sekolah dan keluarga harus dapat meningkatkan atau memperkuat karakter dan nilai -- nilai yang baik dengan kegiatan pendukung di luar lembaga pendidikan, di luar rumah, maupun dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan adanya pilar-pilar karakter tersebut, anak-anak akan saling menghargai setiap ide dan juga tepat dalam mengambil keputusan. Pendidikan karakter jika diterapkan lebih dalam akan membuat anak-anak menjadi pribadi yang lebih baik. Pribadi yang baik ini tentunya juga harus mendapat dukungan, baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Hal ini karena pendidikan bukan hanya tanggung jawab guru saja, tetapi tanggung jawab kita bersama untuk mendidik generasi yang lebih baik. Dalam proses pendidikan karakter di dalam dunia pendidikan, perlu adanya pengutan penguatan pendidikan karakter bermuara kepada terbentuknya peserta didik yang memiliki keselarasan dan keseimbangan antara pengetahuan akademik, sikap atau prilaku yang baik dan ketrampilan menuju era revolusi industry 4.0 maupun era Society 5.0. Lembaga pendidikan harus selalu melakukan penguatan Pendidikan karakter akan menghasilkan peserta didik yang tidak hanya mempunyai pengetahuan akademik (kognitif) saja yang baik tetapi juga memiliki karakter yang berkualitas, yakni apektif dan psikomotorik sebagai modal bagi peserta didik dalam proses kehidupannya di masyarakat.

 

 

KESIMPULAN

 

Adapun simpulan dari artikel ini adalah sebagai berikut:

 

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penamaan nilai-nilai karakter yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan. Pengembangan karakter bangsa dapat dilakukan melalui perkembangan karakter individu seseorang.Akan tetapi, karena manusia hidup dalam lingkungan sosial dan budaya tertentu, maka perkembangan karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya yang bersangkutan.

 

Strategi-strategi dalam Perkembangan Pendidikan Berkarakter salah satunya adalah Strategi Pendidikan Karakter melalui Multiple Intelligence (Multiple Talent Approach) Strategi ini bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi anak didik yang merupakan Pengembangan potensi yang membangun self concept yang menunjang kesehatan mental.[3]

 

Pendidikan karakter hendaknya bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan jiwa mereka menuju nilai-nilai dasarnya positif. Pendidikan karakter bisa dimenegerti untuk bisa mendorong pendalaman, pembentukan, dan pengamalannya; mengembangkan jati diri, kepribadian, cara berpikir, cara pandang, jati diri dan perilaku para tokoh tersebut. Sekaligus rasa cinta dan bangga karena keyakinan bahwa nilai-nilai karakter tersebut adalah yang terbaik yang selaras dengan ini.

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Saputra, I. W. Y., Raditya, I. W. A., Ratih, I. A. P., & Widnyana, I. W. (2022). PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DALAM DUNIA PENDIDIKAN. Prosiding Pekan Ilmiah Pelajar (PILAR), 2, 143-150.                                           https://media.neliti.com/media/publications/270930-pentingnya-pendidikan-karakter-dalam-dun-f6628954.pdf

Astuti, M., Herlina, H., Ibrahim, I., Prasilia, H., Sintia, D., & Wulandari, T. (2023). Pentingnya Pendidikan Karakter Dalam Dunia Pendidikan. Jurnal Insan Pendidikan dan Sosial Humaniora, 1(1), 141-151.                                                                                              https://journal.widyakarya.ac.id/index.php/jipsoshum-widyakarya/article/download/541/561/1843                                                                                                                           

Goble, G Frank. 1991. Mazhab Ketiga: Psikologi Humanistik Abraham Maslow. Yogyakarta: Kanisius

Maksum, Muhammad. 2014. Menjadi Guru Idola. Klaten: Cable Book.

Megawangi, Ratna. 2004. Pendidikan Karakter. Jakarta: Indonesia Heritage Fondation.

 Muin, Fachtul. 2011. Pendidikan Karakter Konstruksi Teoritik dan Praktik. Yogyakarta: Arr-ruzz Media

 Rachman, Maman. 2000. Reposisi, Reevaluasi, dan Redefinisi Pendidikan Nilai Bagi Generasi Muda Bangsa. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan.

Ahmad DKK, M. J. (2021, Juni Selasa). Pentingnya Menciptakan Pendidikan Karakter Dalam Lingkungan Keluarga. Jurnal Pendais, 3, 6-7.

Andri Kurniawan. (2021). Implementasi Pendidikan Karakter (30 Desember 2021 ed.). Insania.

 Engaruhi Azan, Khairul. Strategi Pemasaran Pendidikan: Analisis Faktor Determinan Pemasaran Pendidikan yang Mempengaruhi Mahasiswa Kuliah di STAIN Bengkalis. Vol. 15. No. (1): 3.

 Haerudin, B. Y. (2019, Agustus). Nilai-nilai Pendidikan Karakter Dalam Keteladanan Abu Bakar Ash-Sidiqq. Pendidikan Agama Islam, 1, No 1, 1-1.

Harun, Cut Zahri. Manajemen Pendidikan Karakter. Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun III, Nomor 3, Oktober 2013.

 Ibrahim. Perencanaan Pemasaran Jasa Pendidikan. Jambura Journal of Educational Management Volume (3) Nomor (2), September 2022. hlm. 85-93.

 Komara, Indra. (2016). Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Prestasi Belajar Dan Perencanaan karir siswa. Vol. 5. No. (1):1 http://journal.uad.ac.id/index.php/psikopedagogia/article/download/4474/260

 Mantiri, Jeane. Peran Pendidikan Dalam Menciptakan Sumber Daya Manusia Berkualitas Di Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Civic Education, Vol. 3 No. 1 Juni 2019. hlm. 20.

 Moloeng, Lexi J. (2012). Metedologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

 Omeri, N. (2015, Juli 464-568). Pentingnya Pendidikan Karakter Dalam Dunia Pendidikan. Manajer Pendidikan, 9 Nomor 3.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun