Mohon tunggu...
Bintang PutraInrasyah
Bintang PutraInrasyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa/Universitas Islam Sultan Agung

suka mencoba hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Pendidikan dalam Dunia Pendidikan

9 Januari 2024   16:59 Diperbarui: 9 Januari 2024   16:59 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 

Landasan terpenting dalam pelaksanaan pendidikan karakter tentunya adalah nilainilai moral universal yang dapat diturunkan dari agama dan pancasila. yaitu cinta maha kuasa dan kreatif, tanggung jawab, kejujuran, rasa hormat dan kebaikan, cinta, kepedulian, kemampuan bekerja sama, amanah, kreativitas, kemauan, pantang menyerah, adil, santun, rendah hati, toleran, cinta damai. dan cinta persatuan. Untuk melaksanakan pendidikan karakter, guru harus berupaya mensosialisasikan nilai-nilai tersebut melalui keteladanan yang jujur dan tidak hanya melalui pengajaran dan diskusi. Pembentukan karakter dalam sistem pendidikan merupakan hubungan antar komponen karakter yang terdiri dari nilai-nilai perilaku yang ingin diwujudkan atau diikuti dan dimana pengetahuan tentang nilai-nilai perilaku tersebut dikaitkan dengan sikap atau perasaan yang kuat yang dapat dicapai oleh Tuhan Yang Maha Esa. dan lainnya. lingkungan hidup, masyarakat dan bangsa, serta masyarakat internasional. Hasil pendidikan terutama yang menyangkut "Moral dan akhlak" sangat memprihatinkan. Seolah-olah dunia pendidikan tidak memberi resonansi kepada kepribadian peserta didik dan hanya bertumpu pada peningkatan akademik peserta didik saja. Padahal, setiap satuan pendidikan berkewajiban untuk melaksanakan pembentukan karakter peserta didik di sekolah masing-masing. Lembaga pendidikan memiliki peran dalam penguatan pendidikan karakter, seyogyanya ini sebagai gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui olah hati, oleh rasa, olah pikir dan olah raga dengan keterlibatan serta kerjasama antar satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Pendidikan karakter harus selalu diimplementasikan di sekolah dimana lima nilai utama dalam penguatan karakter (integritas, religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong) haruslah tercermin dalam prilaku warga sekolah. Pada hakikatnya, pendidikan karakter diharapkan dapat membentuk manusia secara utuh (holistik) yang berkarakter selain untuk membentuk pembelajar sepanjang hayat, yang sejatinya akan mampu mengembangkan semua potensi peserta didik secara seimbang (spiritual, emosional, intelektual, sosial, dan jasmani) dan juga secara optimal. aspek sosial, emosi, kreativitas, dan bahkan motorik. Peserta didik hanya dipersiapkan untuk dapat nilai bagus, namun mereka tidak dilatih untuk bisa hidup. Kegiatan ini dapat terwujud apabila penguatan pendidikan karakter ini terprogram dan terencana secara baik, seperti penguatan pendidikan karakter berbasis pada kegiatan pembelajaran di kelas, seharusnya sudah dapat diimplementasikan oleh setiap tenaga pendidik pada saat pembelajaran berlangsung di kelas. Pembiasaan dan penumbuhan nilai yang baik akan dapat diserap oleh peserta didik dalam pembelajaran tersebut. Selain berbasis kelas, penguatan pendidikan karakter juga dapat dilaksanakan dengan berbasis sekolah, berbasis keluarga (rumah tangga) dan berbasis masyarakat. Pada penguatan pendidikan berbasis lembaga pendidikan, lembaga pendidikan tidak hanya diartikan sebagai tempat belajar, namun sekaligus dijadikan juga tempat memperoleh peningkatan karakter bagi peserta didik yang merupakan bagian terpenting dari pendidikan karakter itu sendiri, dengan kata lain sekolah bukanlah sekedar tempat "transfer knowledges" namun juga lembaga yang berperan dalam proses pembelajaran yang berorientasi pada nilai yang baik (value-oriented enterprise). Di samping itu lembaga pendidikan bertanggung jawab bukan hanya dalam mencetak peserta didik yang unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga dalam karakter dan kepribadian. Sementara untuk penguatan pendidikan karakter yang berbasis keluarga, dapat dilaksanakan dengan menjadikan keluarga dan rumah tangga sebagai lingkungan pembentukan watak dan karakter pertama dan utama bagi peserta didik sehingga keluarga / rumah tangga dijadikan sebagai "school of love" tempat belajar yang penuh cinta sejati dan kasih sayang serta tempat pertama penyemaian nilai-nilai kebaikan serta prinsip-prinsip dasar dalam kehidupan sehingga diharapkan peserta didik telah memiliki potensi dan bekal yang memadai untuk mengikuti proses pembelajaran di sekolah. Pendidikan karakter berbasis masyarakat juga menjadi bagian penting dalam pendidikan terhadap anak. Penguatan pendidikan karakter berbasis masyarakat juga bisa dilaksanakan karena masyarakat sebagai bagian penting dari pendidikan karakter terhadap peserta didik, juga memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan penanaman nilai-nilai estetika dan etika untuk pembentukan karakter peserta didik dimana masyarakat telah memiliki sistem nilai yang selama ini dianutnya. Hal ini akan mempengaruhi sikap dan cara pandang masyarakat secara keseluruhan termasuk peserta didik sehingga masyarakat mempunyai tanggung jawab bersama dalam menegakkan nilai-nilai yang baik dan mencegah nilai-nilai yang buruk.[2] Dalam rangka untuk memberikan nilai positif bagi peserta didik maka pelaksanaan penguatan pendidikan karakter perlu disupport oleh keteladanan, pengajaran dan penguatan. Kemudian, dari sisi keteladanan, dimana tenaga pendidik, orang tua atau anggota masyarakat dapat menjadi bagian penting dalam pendidikan karakter bagi peserta didik, sedangkan dari sisi pengajaran, tenaga pendidik dan keluarga mengajarkan karakter / nilainilai yang baik serta menggabungkan pengetahuan akademik dengan nilai-nilai kearifan lokal, dan yang lebih penting juga dari sisi penguatan dimana sekolah dan keluarga harus dapat meningkatkan atau memperkuat karakter dan nilai -- nilai yang baik dengan kegiatan pendukung di luar lembaga pendidikan, di luar rumah, maupun dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan adanya pilar-pilar karakter tersebut, anak-anak akan saling menghargai setiap ide dan juga tepat dalam mengambil keputusan. Pendidikan karakter jika diterapkan lebih dalam akan membuat anak-anak menjadi pribadi yang lebih baik. Pribadi yang baik ini tentunya juga harus mendapat dukungan, baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Hal ini karena pendidikan bukan hanya tanggung jawab guru saja, tetapi tanggung jawab kita bersama untuk mendidik generasi yang lebih baik. Dalam proses pendidikan karakter di dalam dunia pendidikan, perlu adanya pengutan penguatan pendidikan karakter bermuara kepada terbentuknya peserta didik yang memiliki keselarasan dan keseimbangan antara pengetahuan akademik, sikap atau prilaku yang baik dan ketrampilan menuju era revolusi industry 4.0 maupun era Society 5.0. Lembaga pendidikan harus selalu melakukan penguatan Pendidikan karakter akan menghasilkan peserta didik yang tidak hanya mempunyai pengetahuan akademik (kognitif) saja yang baik tetapi juga memiliki karakter yang berkualitas, yakni apektif dan psikomotorik sebagai modal bagi peserta didik dalam proses kehidupannya di masyarakat.

 

 

KESIMPULAN

 

Adapun simpulan dari artikel ini adalah sebagai berikut:

 

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penamaan nilai-nilai karakter yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan. Pengembangan karakter bangsa dapat dilakukan melalui perkembangan karakter individu seseorang.Akan tetapi, karena manusia hidup dalam lingkungan sosial dan budaya tertentu, maka perkembangan karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya yang bersangkutan.

 

Strategi-strategi dalam Perkembangan Pendidikan Berkarakter salah satunya adalah Strategi Pendidikan Karakter melalui Multiple Intelligence (Multiple Talent Approach) Strategi ini bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi anak didik yang merupakan Pengembangan potensi yang membangun self concept yang menunjang kesehatan mental.[3]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun