Dia buka tas koper yang ada di depannya.
Melihat puteranya yang keukueh ingin pergi, membuat Dewi merasa tak bisa menghalanginya lagi.
Terpaksa dia mengikhlaskan kepergian putera keduanya saat ini.
"Ya sudah, kamu boleh pergi. Tapi mau pergi kemana?"
Bimo mengambil sebuah berkas dari dalam tas kopernya, lalu dia berikan kepada ibunya berkas tersebut.
Dewi membaca berkas tersebut dengan cepat, dan wajahnya langsung terlihat kaget.
"Ka-ka-kamu ka-ka-kapan le ikut ujian di UGM?" tanya Dewi dengan wajah kaget.
"Dua bulan lalu aku sudah ikut ujian bu, dan pengumumannya empat hari lalu saat sedang ikut tes ketentaraan. Ini hari terakhir daftar ulang, tapi aku sudah transfer uang tadi malam. Tinggal registrasi langsung kesana," jawab Bimo dengan pelan.
Dewi benar-benar kaget tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengarkan.
Dia tidak menyangka jika ternyata puteranya diam-diam mengikuti ujian masuk di kampusnya dulu hingga lolos secara diam-diam tanpa dia ketahui.
Itu artinya puteranya ini sudah memiliki rencana sendiri dalam hidupnya, dan dia tidak bisa mengekang puteranya terus menerus jika seperti ini.