Bimo masih terdiam tidak menanggapi ucapan bapaknya, dan Dewi pun memperlihatkan wajah penuh rasa khawatirnya.
"Sudah pak, jangan desak terus anak mu seperti itu. Ibu lihat sendiri dia sudah berusaha tiga bulan ini," ucap Dewi coba membela puteranya.
"Tidak bisa bu! Dia sudah tahu konsekuensinya," ucap Pandu yang masih berbicara dengan nada kuat.
Dewi tidak menanggapi ucapan suaminya, dia terus menarik tangan Pandu dan mengajaknya keluar dari kamar putera keduanya.
Terlihat bagaimana ketiga puteranya yang lain yaitu Arjuna, Nakula dan Sadewa ikut menonton keributan di pagi itu.
Dewi tidak ingin keributan tersebut jadi tontonan ketiga puteranya.
"Kalian bertiga, segera siap-siap berangkat sekolah," ucap Dewi dengan tegas.
Ketiganya menganggukkan kepala dan segera membubarkan diri, namun kedua mata mereka bertiga masih berusaha melihat apa yang sedang dilakukan kakaknya Bimo.
"Mas Arjun, mas Bimo mau kemana itu?" tanya Nakula yang melihat kakaknya Bimo tengah memasukkan baju-bajunya ke dalam tas.
Arjuna pun menggelengkan kepala karena tidak tahu apa yang sedang dilakukan kakaknya.
Saat melihat bapak dan ibunya sudah menuruni anak tangga, Arjuna tiba-tiba berjalan mendekati kakak keduanya itu.