Pandu melihat kemarahan di wajah puteranya.
"Mau apa kamu? Mau nantang bapak?" tanya Pandu yang masih berkecak pinggang di depan puteranya.
Pandu nampak terlihat gagah dengan baju perwira tentara di depan puteranya.
"Jika bukan karena bapak adalah ayah ku, bapak pasti aku lemparkan ke lantai bawah," ucap Bimo lalu memasukkan laptopnya ke dalam tas.
Pandu terhenyak kaget mendengar ucapan puteranya.
"Apa kamu bilang! Kamu mau lempar bapak ke lantai bawah!" bentak Pandu dengan tatapan tajam ke arah puteranya.
Bimo terdiam dan tetap membelakangi bapaknya.
Dia merasa tidak perlu menanggapi ucapan bapaknya yang saat ini sedang marah kepadanya.
Tiba-tiba Dewi masuk ke dalam kamar puteranya dan kaget melihat keributan tersebut.
"Pak sudah paaakk, jangan ribut terus sama anak mu," sergah Dewi sembari menarik tangan suaminya agar keluar dari dalam kamar puteranya.
"Bentar bu, dia sudah tahu konsekuensinya kalau gagal dalam tes ini," ucap Pandu dengan nada kuat.