Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis Politik Identitas yang dilakukan oleh Eri Cahyadi dalam Pilkada Surabaya 2020. Dalam kegiatannya tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap hasil pemilu yang dilakukan oleh Eri Cahyadi. Strategi Eri Cahyadi Strategi Eri Cahyadi dalam memobilisasi dukungan dari pemilih Muslim melalui berbagai cara, seperti menghadiri acara keagamaan, ceramah agama, dan penggunaan simbol-simbol agama dalam kampanye, terbukti efektif dalam menarik simpati pemilih Muslim dan mengantarkannya pada kemenangan.
Namun disisi lainnya, penggunaan politik identitas ini juga menimbulkan keresahan, kritik maupun kekhawatiran dari Masyarakat, terutama di daerah Surabaya. Kritikus berpendapat bahwa Politik Identitas ini dirasa dapat memecah belah Masyarakat dan memperkuat sentimen terhadap agama tertentu. Politik identitas yang berlebihan juga dapat memperkuat perasaan diskriminasi dan pemisahan antar kelompok. Hal ini dapat memicu ketegangan dan memperparah perpecahan di masyarakat. Ketika
identitas kelompok digunakan sebagai alat untuk menyerang dan merendahkan kelompok lain, hal ini dapat menciptakan iklim permusuhan dan intoleransi.
Namun, Penting untuk dicatat bahwa politik identitas tidak boleh menjadi satu-satunya penentu hasil Pilkada. Analisis yang lebih komprehensif perlu mempertimbangkan faktor-faktor lain yang tak kalah penting, di antaranya:
Kinerja Calon Walikota Sebelumnya: Riwayat kepemimpinan dan capaian calon walikota yang pernah menjabat sebelumnya menjadi pertimbangan signifikan bagi pemilih. Kinerja yang dinilai positif dapat meningkatkan elektabilitas kandidat.
Kualitas Kampanye: Efektivitas kampanye dalam menyampaikan visi, misi, dan program kandidat kepada pemilih juga memegang peranan penting. Kampanye yang terencana dengan baik, komunikatif, dan mampu membangun citra positif kandidat akan meningkatkan peluang kemenangan.
Kondisi Ekonomi: Situasi ekonomi di daerah pemilihan turut memengaruhi pilihan pemilih. Calon yang dianggap memiliki solusi untuk mengatasi permasalahan ekonomi, seperti kemiskinan, pengangguran, atau disparitas ekonomi, lebih cenderung mendapatkan dukungan.
Oleh karena itu, analisis Pilkada 2020 harus dilakukan secara komprehensif dan multidimensional, tidak hanya terpaku pada politik identitas. Dengan memahami berbagai faktor yang memengaruhi pilihan pemilih, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika politik di Indonesia dan melangkah maju menuju demokrasi yang lebih berkualitas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI