"Coba mbak dipikirkan dulu, apa mbak suka departemen kita terus di complain bagian tenun karena benang sering putus? Kita harus menyingkirkan masalahnya satu per satu, salah satunya perbedaan tegangan akibat benang sisa di beam yang tidak di bersihkan", Fitri mulai memperjelas dengan ilmu yang ia dapat di bangku kuliah.
"Apakah operator akan setuju mbak?", wajahnya terlihat ragu. Ketua regu ini merasakan tekanan emosi dalam mendelegasikan tugas kepada orang lain. Kemungkinan ini adalah emotional aspec yang perlu ditangani secara tersendiri.
"Tenang saja mbak nanti akan saya bantu", Jawab Fitri optimis.
"Saya sih ikut peraturan saja mbak, tapi pisau untuk membersihkannya sudah hilang, Dulu pisau itu sering diambil oleh operator pengisi bahan baku di creel, pisaunya dikembalikan tapi dalam keadaan lengket bekas lakban, kadang malah tidak dikembalikan", Tutur operator itu sambil mengingat masa lalunya.
Pada tahap ini Fitri mulai melakukan guide, yaitu memandu individu dalam perjalanan present state (kondisi sekarang) menuju desired state (kondisi yang diinginkan). Fitri meyakinkan operator mesin hani bahwa beam dengan kondisi tidak dibersihkan akan merugikan operator mesin kanji dan menurunkan kualitas kekuatan benang pada saat di tenun akibat mengalami perbedaan tegangan benang.
Akar masalahnya sudah ditemukan,. Fitri berinisiatif untuk memperbaiki hal ini dengan coaching sederhana yang dilakukan kepada 3 ketua regu mesin hani, yaitu shift pagi, siang dan malam. Fitri melakukan pemanggilan bergilir dengan duduk tatap muka tanpa dihalangi oleh meja karena ia ingin melihat respon non-verbal dari masing-masing ketua regu.
Pertama, Fitri menjelaskan kondisi beam yang kotor akan mengganggu proses doffing di mesin kanji sehingga akan menyulitkan operator dalam memberikan cut mark ink pada benang. Kedua, operator mesin kanji kadang tertipu atas kondisi beam, mereka mengira masih ada benang di beam hani, padahal sudah habis. Benang yang dilihat itu adalah gulungan benang sisa yang tidak dibersihkan. Ketiga, Secara teori jika ketinggian gulungan tidak sama maka tegangannya akan berbeda, ini akan bermasalah ketika sampai proses menenun. Keempat, jika operator mesin hani tidak membersihkannya maka benang sisa tadi akan terus menerus menumpuk di beam.
Dari keempat poin tersebut Fitri menjelaskan bahwa pembersihan benang sisa oleh operator mesin hani akan dimulai lagi karena ia sudah membuat permintaan ke gudang untuk pisau (cutter) yang akan dibagikan kepada 3 set mesin hani dan 3 operator pengisi bahan baku di creel (shift pagi, siang, malam). Pada pisau sudah ditandai nama pemiliknya sehingga tidak mungkin tertukar. Jika pisau hilang maka operator harus menggantinya dengan uang pribadi dan jika isinya sudah habis maka dapat mengajukan permuntaan ke gudang untuk isi ulang.
Pada tahap ini Fitri sudah melakukan coach sekaligus menjadi teacher (pengajar), yaitu fokus kepada memaksimalkan sumber daya individu/kelompok supaya dapat berperilaku efektif. Fitri menjelaskan sebab dan akibat agar ketua regu dapat berfikir rasional. Disamping itu, ia menjelaskan cara melakukan suatu aktivitas dan mencapai kinerja maksimal.
Rencana tersebut sudah berjalan dengan baik karena masing-masing ketua regu sudah menyampaikan secara detail kepada operator-operator mesin hani dan operator pengisi bahan baku di creel. Fitri terkadang berangkat lebih pagi atau pulang lebih akhir untuk membantu membersihkan benang sisa dari beam dengan pisau pribadinya.
Pada tahap ini Fitri telah menunjukan peran sebagai mentor untuk memberi inspirasi kepada individu/kelompok untuk terus menerus mengembangkan unconscious competence dan menemukan inner mentor melalui resonansi nilai-nilai, keyakinan dan intense pribadi. Ia menginspirasi dengan hadir sepenuhnya dan aktif mendengarkan.