Namun, belajar tidak selalu tentang menambah pengetahuan. Kadang-kadang, belajar juga berarti mengubah cara kita memandang dunia.
Sama seperti tubuh yang belajar menerima dinginnya Tokyo, pikiran kita pun bisa belajar menerima hal-hal yang awalnya terasa aneh atau bahkan salah.
KMisalnya, mungkin kita tumbuh dengan satu cara berpikir tertentu, tapi seiring waktu, kita menemukan cara pandang lain yang membuat kita bertanya-tanya, "Apakah mungkin aku salah?"
Pertanyaan seperti itu adalah pintu menuju pertumbuhan. Ketika kita berhenti menganggap diri kita benar sepanjang waktu, kita membuka ruang untuk perspektif baru.
Ketika kita mau mendengarkan orang lain, bahkan yang pendapatnya bertentangan dengan kita, kita belajar lebih banyak tentang dunia, tentang orang lain, dan tentang diri kita sendiri.
Jadi, mari kita berhenti takut terlihat bodoh. Mari kita mulai merangkul ketidaktahuan kita sebagai peluang untuk belajar.
Biarkan orang lain sibuk menjadi pintar terus-menerus. Tidak apa-apa. Biarkan mereka sibuk menjaga citra, sementara kita fokus pada proses.
Karena pada akhirnya, proses itulah yang membuat kita tumbuh, berkembang, dan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Setuju?
Hidup ini terlalu singkat untuk hanya berada di zona nyaman. Sama seperti tubuh yang belajar mencintai dinginnya Tokyo, pikiran kita juga mampu belajar mencintai tantangan baru.
Jadi, apa pun yang saat ini terasa sulit, asing, atau bahkan mustahil untuk dipelajari, percayalah bahwa pelan-pelan, pikiran kita akan menyesuaikan.
Yang penting adalah memberi asupan terus, mencoba terus, dan tidak takut untuk gagal.