Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menyikapi Masalah Sampah di Maluku Tengah, Sebuah Usulan untuk Perubahan

16 Januari 2025   23:38 Diperbarui: 16 Januari 2025   23:38 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampah berserakan di sisi jalan perbatasan Negeri Suli-Tulehu, Maluku Tengah | Sumber: Dokpri/Billy Steven Kaitjily

Terlepas dari siapa yang bertanggung jawab, tumpukan sampah ini jelas merusak pemandangan, mengganggu kenyamanan pengendara, dan menciptakan kesan buruk bagi siapa pun yang melewati wilayah tersebut.

Kebiasaan Masyarakat Saparua, Membuang dan Membakar Sampah

Kondisi di Kecamatan Saparua, tempat saya menghabiskan sebagian besar waktu liburan, juga menunjukkan masalah pengelolaan sampah yang serius.

Tidak adanya Tempat Pembuangan Sampah (TPS) membuat masyarakat memilih membuang sampah ke kali atau membakar sampah di tepi pantai dan halaman rumah.

Menurut mantan raja Saparua, salah satu penyebab utama buruknya pengelolaan sampah adalah ketiadaan lahan untuk dijadikan TPS.

Namun, perilaku membuang sampah sembarangan dan membakar sampah membawa dampak lingkungan yang signifikan.

Sampah di kali mencemari air, pembakaran sampah menghasilkan polusi udara, dan sampah di tepi jalan menimbulkan bau tidak sedap serta membahayakan kesehatan masyarakat.

Kalau ini dibiarkan tanpa solusi, kondisinya akan semakin memperburuk lingkungan dan mengancam kesejahteraan masyarakat Maluku Tengah secara keseluruhan.

Tantangan Pemerintah dalam Mengatasi Masalah Sampah

Persoalan sampah ini tidak luput dari perhatian pemerintah.

Berdasarkan informasi yang dilansir dari TribunAmbon.com, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Maluku Tengah mengakui keterbatasan anggaran sebagai kendala utama dalam menangani sampah, khususnya di kawasan Tulehu, Kecamatan Salahutu.

DLH sempat menjalankan program penanganan sampah setiap tiga bulan sekali. Namun, program ini terhenti karena ketiadaan dana.

Tanpa anggaran yang memadai, pengelolaan sampah menjadi tugas yang sulit diwujudkan secara berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun