Terlepas dari siapa yang bertanggung jawab, tumpukan sampah ini jelas merusak pemandangan, mengganggu kenyamanan pengendara, dan menciptakan kesan buruk bagi siapa pun yang melewati wilayah tersebut.
Kebiasaan Masyarakat Saparua, Membuang dan Membakar Sampah
Kondisi di Kecamatan Saparua, tempat saya menghabiskan sebagian besar waktu liburan, juga menunjukkan masalah pengelolaan sampah yang serius.
Tidak adanya Tempat Pembuangan Sampah (TPS) membuat masyarakat memilih membuang sampah ke kali atau membakar sampah di tepi pantai dan halaman rumah.
Menurut mantan raja Saparua, salah satu penyebab utama buruknya pengelolaan sampah adalah ketiadaan lahan untuk dijadikan TPS.
Namun, perilaku membuang sampah sembarangan dan membakar sampah membawa dampak lingkungan yang signifikan.
Sampah di kali mencemari air, pembakaran sampah menghasilkan polusi udara, dan sampah di tepi jalan menimbulkan bau tidak sedap serta membahayakan kesehatan masyarakat.
Kalau ini dibiarkan tanpa solusi, kondisinya akan semakin memperburuk lingkungan dan mengancam kesejahteraan masyarakat Maluku Tengah secara keseluruhan.
Tantangan Pemerintah dalam Mengatasi Masalah Sampah
Persoalan sampah ini tidak luput dari perhatian pemerintah.
Berdasarkan informasi yang dilansir dari TribunAmbon.com, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Maluku Tengah mengakui keterbatasan anggaran sebagai kendala utama dalam menangani sampah, khususnya di kawasan Tulehu, Kecamatan Salahutu.
DLH sempat menjalankan program penanganan sampah setiap tiga bulan sekali. Namun, program ini terhenti karena ketiadaan dana.
Tanpa anggaran yang memadai, pengelolaan sampah menjadi tugas yang sulit diwujudkan secara berkelanjutan.