Selain itu, ketakutan untuk mengambil risiko dan kecenderungan untuk memilih pekerjaan yang sesuai dengan minat pribadi masing-masing turut memengaruhi fenomena pengangguran, kemajuan ilmu pengetahuan teknologi (IPTEK) membuat banyak perusahaan hanya sedikit membutuhkan tenaga kerja karena posisinya telah tergantikan dengan hadirnya teknologi terkini seperti robot.
Inilah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran di Indonesia kian tinggi hingga kini. Fenomena ini, tentu saja, perlu disikapi dengan serius oleh pemerintah, sebab jika tidak, kita bakal selamanya terjebak dalam lingkaran setan kemiskinan.
Strategi Membendung Gejolak Pengangguran
Tingginya pengangguran jelas berpengaruh secara langsung terhadap tingkat kesejahteraan dan produktivitas kerja masyarakat. Karena itu, perlu strategi jitu untuk membendung peningkatan angka pengangguran. Berikut ini adalah beberapa strategi jitu yang bisa diterapkan dan dikembangkan.
Pertama, pendidikan vokasi sebagai kunci mengurangi pengangguran. Diketahui, pemerintah melalui Ditjen Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tengah berupaya menekan angka pengangguran dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan "menikahkan" dunia pendidikan dan industri. (Sumber: KOMPAS.com).
Melalui "pernikahan" vokasi dengan dunia usaha dan industri, Ditjen Vokasi tengah menggenjot sinergi dan peningkatan kompetensi guru, hingga penyusunan kurikulum supaya sesuai dengan kebutuhan industri.
Salah satu usaha yang ditempuh ialah melalui balai besar penjamin mutu pendidikan vokasi bidang bisnis dan pariwisata, yang banyak dicari oleh industri.
Pertanyaannya, apakah pendidikan vokasi dapat menjadi jawaban atas kebutuhan industri atau justru menciptakan masalah baru, seperti pengangguran terdidik?
Salah satu tantangan yang dihadapi pendidikan vokasi di Indonesia adalah ketidaksesuaian antara kurikulum yang diajarkan dengan kebutuhan nyata di lapangan.
Banyak lulusan SMK dan Politeknik yang mengeluhkan bahwa keterampilan yang mereka pelajari tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh industri. Apalagi dunia industri di Indonesia saat ini terus berkembang dan berubah seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan pasar global.
Karena itu, pemerintah mesti benar-benar memastikan supaya keterampilan pada pendidikan vokasi sesuai dengan dunia industri di Indonesia.