Tahun 2023 lalu, sebuah video yang memperlihatkan tumpukan sampah di hutan mangrove Muara Angke viral di media sosial (medsos).
Dari video yang beredar, sampah-sampah yang telah menumpuk selama bertahun-tahun tersebut, bahkan membentuk daratan dan pulau.
Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Reza Cordova menjelaskan asal muasal sampah yang menumpuk dan menutupi wilayah hutan mangrove Muara Angke.
Menurutnya, sampah yang terperangkap di hutan mangrove Muara Angke bersumber dari wilayah yang tak jauh dari kawasan mangrove tersebut.
Jaraknya sekitar 10 sampai 30 km. Ada dua lokasi yang diduga menjadi sumber datangnya sampah plastik yaitu kaliadem dan kali Pluit.
Reza menyebut bahwa apabila kondisi ini dibiarkan begitu saja, tidak hanya berbahaya bagi ekosistem mangrove saja, melainkan juga berbahaya bagi habitat yang berada di sekitarnya. (Sumber: Metro Tempo.co).
Penanganan sampah yang mencemari ekosistem mangrove di pesisir Muara Angke bukan hanya tugas Pemprov saja, tapi juga tugas kita bersama sebagai masyarakat.
Percuma dibersihkan setiap hari, kalau masyarakat yang tinggal di pinggiran kali masih seenaknya membuang sampah sembarangan ke kali ataup laut.
Karena itu, kita perlu sadar diri sejak dini bahwa membuang sampah sembarangan dapat merusak lingkungan yang kita tinggali.
Kalau lingkungan tempat tinggal kita telah rusak oleh sampah yang kita buang sembarangan, bukankah kita yang akan menderita?
Hari mulai siang, saya menengok jam di handphone -- sudah pukul 10.30 WIB. Tak terasa sudah 30 menit saya ngobrol dengan petugas Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Utara.