Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Narablog

Senang traveling dan senang menulis topik seputar Sustainable Development Goals (SDGs).

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Perjuangan Nelayan Marunda Kepu di Tengah Lautan Sampah

17 Juni 2024   22:47 Diperbarui: 18 Juni 2024   14:38 1170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lautan sampah plastik membentang sepanjang 15 meter ke arah laut | Sumber: Dokumen pribadi/Billy

Saya duduk di depan warung, di bawah pohon, menyaksikan para pemancing satu demi satu berjalan di atas jembatan bambu menuju perahu nelayan.

Sekelompok pemacing berjalan di atas jembatan bambu menuju perahu | Sumber: Dokumen pribadi/Billy
Sekelompok pemacing berjalan di atas jembatan bambu menuju perahu | Sumber: Dokumen pribadi/Billy

Perahu itulah yang akan mengantarkan mereka ke bagang. Suasana kembali sepi, hanya tinggal saya dan pemilik warung (suami-istri).

"Menyewa perahu untuk mancing di bagang bayar berapa, ya Bu".

"Kalau untuk antar jemput, Rp500.000, Bang".

"Berapa lama ke bagang, Bu?"

"Ya, sekitar 30 menitan, Bang".

"Kalau umpan udang hidup ini, dijual berapa, Bu?

"Kalau yang kecil, 3 ekor Rp2000".

Dari informasi yang saya peroleh, si pemilik warung mempunyai 3 buah bagang dan 3 buah perahu. Si Ibu dan suaminya, Mang Doyok, tidak hanya melayani pemancing bagang, tapi juga pemancing ngapung (memancing keliling).

Bahkan, mereka membudidayakan kerang hijau di bawah bagang. Jika musim panen tiba, mereka akan menjualnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun