Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Potret Kehidupan Nelayan di Pelabuhan Nizam Zachman Jakarta Utara

14 Juni 2024   22:09 Diperbarui: 16 Juni 2024   10:31 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena masih kenyang, saya hanya memesan secangkir es kopi. Harganya lumayan yaitu Rp5.000.

Tentu saja, warung-warung makan yang berdiri di sepanjang dermaga ini diuntungkan oleh pembeli yang notabennya adalah nelayan.

Dari warung itu, saya menuju spot terakhir: tempat pemancingan. Lokasinya tak jauh dari warung tadi, hanya semenit jalan kaki.

Para pemancing memanfaatkan tembok pembatas pantai untuk memancing ikan. Ada sekitar 7 orang pemancing yang saya lihat sedang asyik memancing sore ini.

Saya mendatangi satu demi satu untuk melihat jenis ikan apa yang mereka tangkap. Salah satu ikan yang saya kenal adalah bubara (bahasa Latin, Caranx ignobilis) atau bobara dalam dialek Ambon.

Ukurannya sekitar tiga jari. Lumayan enak kalau digoreng. Lain kali, saya perlu mencoba spot yang satu ini. He-he.

Berdiri di atas tembok setinggi 5 meter, di antara para pemancing, saya bisa menyaksikan secara langsung pemandangan laut lepas.

Tampak beberapa kapal barang dan kapal tongkang sedang berlabuh di tengah laut. Dari atas tembok pembatas itu, juga saya bisa melihat pulau-pulau kecil.

Sementara itu, di tepi pantai, tampak beberapa anak muda sedang duduk menikmati suasana laut dan beberapa orang lagi sedang asyik mandi.

Oh ya, pantai di sini, didominasi bebatuan dengan sedikit sampah plastik. Tidak ada pasir putihnya. Jadi, yang mandi atau berenang mesti berhati-hati, agar tidak lecet/luka.

Hari mulai sore, saya melirik jam di handphone -- tak terasa sudah pukul 16.30 WIB. Saya pun, bergegas meninggalkan pelabuhan disertai dengan pulangnya para karyawan industri perikanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun