Dari sini kita tahu bahwa pekerjaan sebagai nelayan adalah pekerjaan yang sangat berat, bahkan nyawa menjadi taruhannya.
Namun, sangat disayangkan bahwa harga ikan di pasaran masih rendah, baik ikan fresh maupun beku. Selain itu, ikan impor masih mendominasi, sehingga merugikan para nelayan.
James Then, Ketua Solidaritas Nelayan Indonesia, seperti dikutip dari laman SINDO NEWS.com, mengungkap bahwa "harga fresh ikan dari Rp20.000 menjadi Rp2.500. Sedangkan ikan beku yang biasa dijual Rp15.000 menjadi Rp5.000".
Terkait ekspor, James Then, mengatakan bahwa ada praktik diskriminasi ekonomi perikanan dari Uni Eropa dan Amerika.
"Ekspor ke Uni Eropa kena charge 20,5% dan Amerika 12,5%. Sementara Philipina & Vietnam 0%," ujar James Then.
Hal ini perlu menjadi perhatian serius dari pemerintah, dalam hal ini Menteri Kelautan Perikanan.
Sementara itu, diujung jembatan, tampak sebuah kapal sedang mengisi air bersih dari sebuah truk air.
Beberapa anak buah kapal sedang sibuk mengangkut mie instan dan telur dari sebuah mobil boks ke dalam kapal.
Semua itu menjadi bekal bagi anak buah kapal selama pelayaran. Mendadak spirit petualangan mencari ikan muncul, saya jadi pingin ikut. He-he.
Cuaca laut pada sore itu boleh dibilang cukup bergelombang. Angin di sini cukup kencang. Hal ini wajar karena lokasi pelabuhannya berhadapan langsung dengan lautan lepas.
Setelah puas melihat langsung aktivitas nelayan, saya memutuskan untuk berteduh sebentar di sebuah warung makan yang tak jauh dari jembatan.