Dari ruang tunggu, kami berjalan menuju jembatan. Terlihat beberapa kapal dengan rute Kepulauan Seribu yang berlabuh menunggu penumpang.
Kami juga melihat sebuah kapal Pinisi berukuran besar di ujung jembatan. Sayangnya, kami tak sempat berfoto di depan kapal Pinisi, karena kami harus segera naik ke atas KM Satria Express.
Karena posisi KM Satria Express ada di urutan kedua dari jembatan, maka untuk naik ke atas kapal harus melewati kapal di urutan pertama. Jadi, kami harus melangkah dengan hati-hati, agar tidak nyemplung ke dalam laut. Kan nggak lucu ya, kalau sampai nyemplung ke dalam laut. Ha-ha.
Bersyukur, akhirnya kami bisa naik ke atas kapal dengan selamat. Kami langsung mencari tempat duduk di dek dua bagian tengah, dengan posisi duduk sebelah kanan.
Oh ya, di dek dua ini, tidak ada kursi duduk ya guys, jadi para penumpang hanya bisa lesehan. Tempat duduk hanya tersedia di dek satu. Dari dek satu, kita tidak bisa melihat pemandangan laut Jakarta secara menyeluruh, kecuali dari dek dua.
Setelah mendapat tempat lesehan yang nyaman, kami kemudian sarapan bubur ayam yang tadi dibeli di Jemb. Lima - mumpung masih sepi.
Setelah sarapan, para penumpang mulai berdatangan naik ke atas KM Satria Express. Dalam sekejap KM Satria Express tujuan Pulau Pari penuh. Untunglah, kami sudah selesai sarapan.
Pada pukul 07.35, mesin kapal dinyalakan - tanda kalau sesaat lagi kapal akan diberangkatkan. Dan benar saja, pada pukul 07.45 kapal berangkat.
Menurut perhitungan saya, ada sekitar 3 kapal tradisional yang berangkat dari pelabuhan Muara Angke pagi tadi menuju pulau-pulau di Kepulauan Seribu. Kapal terakhir yang diberangkatkan adalah KM Satria Express yang kami tumpangi.
Kapal kami mulai melaju dengan kekuatan penuh. Dari atas kapal, kami bisa melihat pemandangan gedung-gedung pencakar langit Jakarta, kapal-kapal nelayan yang sedang berlabuh di pelabuhan, dan pemandangan laut yang teduh.
Namun, yang sangat disayangkan adalah banyak sampah plastik yang bertebaran di atas permukaan air laut. Pemandangan seperti ini, sudah sering saya lihat ketika melakukan perjalanan laut dari Jakarta menuju Ambon.