Mesin ini adalah decoder atau pemecah sandi, dari pesan tentara Nazi Jerman yang terenkripsi atau tersandikan. Dengan mesin ini, tentara Sekutu akhirnya berhasil memenangkan Perang Dunia 2.Â
Di situ tampak juga peran penting radio, sebagai bagian dari pers. Kisahnya difilmkan dengan judul "The Imitation Game" (2014), dimana saya juga sudah menyaksikannya.
Nezar juga mengemukakan data penggunaan "Artificial Intelligence" (AI) atau "Kecerdasan Buatan" dalam jurnalisme. Dari data tersebut, tampak bahwa dalam pengumpulan berita, 75% perusahaan media telah menggunakan AI.Â
Ketika memproduksi berita, 90% telah menggunakan AI. Dan saat mendistribusikan berita, 80% telah menggunakan AI. Hanya saja, itu data untuk media internasional. Sementara untuk Indonesia, belum ada data memadai terkait hal tersebut.
Pembicara berikutnya adalah Abdul Aziz, Direktur Utama detiknetwork. Ia membuka paparannya dengan mengemukakan data mengenai keaktifan netizen Indonesia di media sosial.Â
Saya tidak tahu apakah kita musti bangga dengan hal ini. Karena data menunjukkan, netizen Indonesia adalah negara teraktif ke-9 di dunia dalam hal penggunaan media sosial.Â
Data yang dikutip dari "We Are Social" pada Januari 2024 menunjukkan, bahwasanya rata-rata netizen Indonesia menghabiskan 191 menit per 24 jam atau lebih dari 3 jam setiap harinya, hanya untuk mengakses media sosial. Di sini, media sosial yang disigi adalah Instagram, TikTok, Facebook, dan Twitter.
Untunglah, meski aktif di media sosial, media daring masih menjadi sumber rujukan berita paling dipercaya netizen Indonesia. Data dari "Reuters Institute" tahun 2023 menunjukkan, 84% netizen masih mengutamakan media daring sebagai sumber rujukan berita.Â
Meski langsung disusul dengan media sosial di angka 65%. Barulah kemudian televisi 54 % dan media cetak 15%. Angka totalnya lebih dari 100% karena responden boleh menjawab lebih dari 1 pilihan.
Setelah memaparkan mengenai keterkaitan media sosial dengan media massa daring, Abdul menerangkan strategi media yang dipimpinnya. Secara garis besar, ia memaparkan "detikcom DNA" (Deoxyribo Nucleic Acid) yaitu Fastest, Trusted, Leading, dan Balanced.Â
Istilah DNA sendiri merupakan kiasan, karena ini aslinya adalah istilah biologi molekuler untuk "peta genetika" di dalam sel makhluk hidup.