“Oh, aku sih jauh Mas… di Cipete sana…,” ujarnya menerangkan. Basuki mengangguk-angguk.
“Masih sama ortu?”
“Ya, mau sama siapa lagi? Kan belum ada yang mau sama Alya?” selorohnya.
“Ah, kamunya aja kali… Maksudku, kan bisa kos seperti teman kamu itu… siapa, Carmen?”
“Oooh, dia mah rumah ortunya jauh, Bekasi. Makan waktu kalau tiap hari bolak-balik. Aku kan masih lebih deket dari kantor,” terang Alya.
“Gitu toh? Ya udah. Intinya, boleh nggak aku sekali-sekali jemput kamu?” tanya Basuki meyakinkan lagi.
“Ya boleh dong. Tapi jemput terus ke mana, kalau nganterin aku pulang itu mah muter jauh dong buat Mas Basuki. Kasian…,” ujar Alya.
Basuki tampak tersenyum mendengarnya, “Ya nggak papa dong, kan biar tahu Jakarta…”
“Dasar. Emangnya aku guidenya Jakarta ya?”
“Hehe… Yah biar nggak lama-lama, gimana kalau entar sore kujemput?” Basuki langsung menawarkan diri.
Alya agak terkejut, tapi senang. “Mas Basuki nggak sibuk gitu?”