Petualangan disini sepertinya menceritakan suatu perjalanan, pencarian Sang Aku untuk kehidupan yang diharap lebih baik, lebih menyenangkan. Namun ternyata itu semua tidak mudah. Banyak peristiwa yang justru mengantarkannya untuk melakukan hal yang tidak semestinya.
Sang penyair melanjutkan kisah,
Ke mana pun aku pergi
Selalu kubawa-bawa
Perasaan yang bersalah
Datang menghantuiku
Masih mungkinkah pintumu kubuka
Dengan kunci yang pernah kupatahkan?
Lihatlah, aku terkapar dan luka
Dengarkanlah jeritan dari dalam jiwa
Aku ingin Pulang
Sang aku selalu merasa tidak tenang karena dihantui oleh perasaan bersalahnya. Karenanya Sang Aku ingin kembali, ingin pulang.
Namun keraguan mengganggu hatinya, akankah ‘rumah’ yang ditujunya mau menerima dan membukakan pintu? Sebab kunci yang pernah dipercayakan padanya telah patah.
Saya termenung cukup lama meresapi bait terakhir ini, nyawa dari lagu ini sebenarnya berada disini.
Kemana sebenarnya sang aku ingin pulang? Apa maksud pintu dan kunci disini?
Kenapa jiwanya sampai menjerit ingin pulang?
Pertama, dan selalu yang paling menarik, ini adalah kisah tentang cinta. Sang Aku yang gagal dalam petualangan pencarian cinta ‘baru’nya, telah menyesal. Ia ingin kembali ke kekasih hatinya meski ia terus bertanya-tanya akankah sang kekasih masih mau menerimanya? Sementara ia telah mengkhianati ‘kepercayaan’ sang kekasih, mematahkan ‘kunci’ suatu hubungan.