Mohon tunggu...
Yohanes Maget
Yohanes Maget Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

aku pencari yang tak pernah berhenti mencari

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mati di Kloset

30 Desember 2013   19:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:20 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Wanita jahanam, akan kubuat kau tahu bahwa aku jantan dan tak kalah olehmu!” Julio berteriak dalam kesakitan.

Chandra hampir mirip bidadari. Cantiknya, anggunnya, menawannya. Semuanya betul seperti milik seorang bidadari. Julio selalu mencari-cari kesempatan untuk dapat melampiaskan dendamnya tapi ia tak punya kesempatan itu. Chandra yang selalu ceria itu pasti menghindar ketika berjumpa Julio. Chandra tak ingin dirinya dan milik paling berharga darinya diambil oleh makhluk tak bertanggung jawab seperti Julio. Ia ingin jadi bulan yang menerangi perjalanan hidup manusia sehingga ia harus selalu ceria supaya cahayanya tak redup. Kalau miliknya itu diambil orang tak bertanggungjawab, pastilah ia merasakan duka, duka yang membuat cahayanya redup.

Chandra amat membenci Julio. Apakah ayahnya yang membuat ia tercipta juga seperti Julio yang hanya membutuhkan tempat memuaskan diri? Akh...mudah-mudahan itu cuma pikirannya. Kalau memang ayahnya seperti Julio, ia akan menekan rasa ingin tahunya bahkan lebih baik ia tak mengenal ayahnya. Tapi, siapakah orang yang harus ia sapa ayah? Tanya terus bergelayut. Mungkin sampai ia pulang pada Yang Mahaada ia tak tahu jawabnya.

* * *

Chandra tergesa menyusuri lorong sempit di belakang sekolah. Ia baru saja bertemu pandang dengan Julio. Julio mengejarnya. Ia menghindar karena ia takut. Ia tahu pasti Julio punya niat jahat. Tatapan Julio tadi betul-betul tatapan ganas. Chandra terus menoleh ke belakang dan…ia menabrak seseorang. Julio. Chandra berbalik arah tapi dari arah yang lain muncul seorang teman Julio yang tak dikenalnya.

“Julio, apa maumu?” Chandra bertanya dengan suara kasar. Ia menatap tajam ke arah Julio.

“Kamu pasti tahu apa mauku!” jawab Julio pendek.

“Julio aku…aku…,” ujaran Chandra disambut tawa mengerikan Julio.

“Akan kubuat kau jadi pelacur. Chandra sebaiknya kamu menurut saja. Kami akan membawamu ke hotel mewah dan di sana kita bisa bersenang-senang. Kamu mau kan ?”

“ Julio, anjing kau! Kau kira…” kata-kata Chandra terpotong karena satu tamparan keras menghantamnya. Lalu teman Julio memeluk Chandra dari belakang dan membekap mulutnya. Chandra memberontak tetapi ia tak sanggup karena ia sudah diangkat dan dibawa menuju ke kelas. Sekolah sudah sepi. Kebinatangan Julio dan temannya tak terukur. Mereka menelanjangi Chandra lalu mulai…ya, mereka bergantian sampai berkali-kali. Mengerikan sekali.

Chandra lelah. Amat lelah. Ia tak sanggup lagi menangis. Ia tak lagi bisa bersuara. Ia ingin mati saja. Inikah kaum yang tercipta untuk melindungi sang bulan? Chandra betul ingin mati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun