Kantorku sedang menggelar pameran di Mal Kelapa Gading. Dari Terminal Blok M nanti, aku akan ke sana untuk jaga stan.
Seperti halnya dengan bus-bus di ibukota pada umumnya, metromini 610 sangat rawan dengan tindak kejahatan. Salah satunya copet.
Namun, dasar manusia! Jika belum melihat sendiri atau bahkan menjadi korban kejahatan, kerap kali tingkat kewaspadaanya rendah. Itu pula yang terjadi padaku.
Alih-alih awas dengan keadaan sekeliling, hatiku sibuk merajut kekecewaan. Tidak menyadari kalau aku sedang diawasi, dan sedang menjadi target kejahatan.
Benar saja. Telepon seluler yang menjadi awal mula keributan, raib dari dalam tas. Aku baru menyadarinya taklama setelah tiba di Terminal Blok M.
Aku menduga, kejadiannya persis saat aku akan turun dari metromini. Karena hilang fokus, aku lupa mengepit tas di depan dada.
Memang saat hendak turun, aku melihat ada seorang laki-laki ikut berdiri di belakangku. Kukira ia akan ikut turun. Ternyata copet yang beraksi pada tasku.
Mau mengejar metromini bersangkutan pun percuma. Bus oranye biru itu sudah keburu melaju kencang meninggalkan terminal.
Ini yang namanya, sudah jatuh tertimpa tangga pula.Â
***
Kisah di atas kini tinggal kenangan. Saat ini aku hidup bahagia bersama Mas Karma dan kedua anak kami.Â