Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ibu, Guru Pertamaku atas Banyak Hal

1 Desember 2020   13:53 Diperbarui: 1 Desember 2020   13:58 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ibu dan anak (Sumber : Pexels.com/Cotttonbro)

Kebiasaan hidup bersih ini saya ikuti hingga kini. Saya pun kini mengajarkan anak saya untuk menjaga lingkungan tetap bersih di mana saja berada, baik di rumah, di sekolah, maupun di tempat umum. Salah satunya dengan cara membuang sampah pada tempatnya.

3. Membersihkan pembalut bekas pakai
Ketika saya mulai mengenal datang bulan pertama kali, ibu mengajarkan untuk menggunakan tampon dari kain atau handuk kecil. Kain dan handuk itu harus langsung dicuci dan dijemur setelah digunakan. Kala itu saya belum mengenal pembalut sekali pakai. Setelah kuliah dan hidup jauh dari orangtua, barulah saya menggunakan pembalut sekali pakai. 

Kebiasaan mencuci pembalut sehabis pakai, lanjut terbawa hingga kini meski sudah menggunakan pembalut sekali pakai. Jadi sebelum pembalut bekas saya buang, pembalut itu saya bersihkan terlebih dahulu menggunakan deterjen hingga bersih.

Ternyata kebiasaan yang diajarkan ibu ini ada manfaatnya.

Di tahun-tahun terakhir perkuliahan, saya ngekos bersama teman-teman mahasiswi di sebuah rumah yang terletak di dalam komplek perumahan dekat kampus. Di kompleks ini juga terdapat beberapa rumah lagi yang dijadikan kos-kosan baik khusus mahasiswa maupun mahasiswi.

Di kompleks ini beberapa anjing peliharaan milik warga bebas berkeliaran, dan umumnya anjing-anjing ini jinak. Jamak diketahui, anjing memiliki penciuman yang tajam, termasuk penciuman akan bau darah.

Ternyata banyak rekan-rekan mahasiswi yang membuang pembalut bekas pakainya begitu saja ke tempat sampah depan rumah tanpa dibersihkan terlebih dahulu. Akibatnya pembalut-pembalut bekas itu menjadi sasaran perburuan anjing-anjing tersebut.

Alhasil pemandangan tidak sedap pun sering tersaji. Pembalut-pembalut yang masih ada kotorannya berceceran di sepanjang jalan sekitar rumah kos. Lingkungan sekitar pun menjadi kotor dan bau.

Sayangnya, ketika saya mencoba mengutarakan hal ini, seorang rekan mahasiswi yang berlaku demikian terkesan tidak peduli, dan tetap pada kebiasaannya.

4. Seorang ibu sebaiknya mampu mengambil peran ayah
Sejak kecil saya terbiasa melihat ibu menyiangi rumput dan tanaman liar di kebun dan halaman rumah kami. Karena rumah kami dikelilingi halaman merangkap kebun yang cukup luas, beberapa kali ibu pula yang mengatasi bila ada hewan tak diundang masuk ke rumah. Ular contohnya. Hanya dengan menyiramkan minyak tanah atau cairan baygon, ibu bisa membuat ular yang bersembunyi di sudut rumah keluar dalam keadaan lemas.

Ibu juga mampu memperbaiki dan menambal lantai semen yang rusak, memperbaiki tiang jemuran, hingga memperbaiki perabotan kayu yang rusak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun