"Mau yg mana?"
"Aku gak beli," si ponakan masih dendam rupanya.
Saya terus ke warung pizza.
"Yang ini," jarinya menunjuk ke tulisan large.
"Habis," kata abang penjual.
"Yang ini dua," tunjuknya ke tulisan medium.
Akhirnya si abege luluh juga. Harumnya pizza mengalahkan dendamnya.
Di rumah bibi 4 anak pada makan bareng. Mereka tampak rukun dan kompak. Si ponakan sudah cengengesan sama sepupu2nya. Sembab di matanya sudah hilang. Terus melihat rekaman tsunami di pantai. Asyik kan bersosialisasi, tak cuma ngegame sama robot.
Benar2 rumit menghadapi abege cowok. Kalau kita lembut dia berulah semaunya sendiri. Kalau kita keras mereka bisa sakit hati. Tapi kalau mereka tak melewati masa abege, masak akan jadi anak2 terus. Wong pohon saja terus tumbuh, apalagi manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H