Mohon tunggu...
Bergman Siahaan
Bergman Siahaan Mohon Tunggu... Penulis - Public Policy Analyst

Penikmat seni dan olah raga yang belajar kebijakan publik di Victoria University of Wellington, NZ dan melayani publik di Kota Medan

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Peluang Bisnis di Seputar Kendaraan Listrik di Indonesia

6 Oktober 2023   22:55 Diperbarui: 7 Oktober 2023   04:48 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kendaraan listrik (Foto: Kompas/Stanly Ravel)

Bahan baku baterai tersebut  dihasilkan dari daerah Afrika selatan, Amerika selatan, Australia, dan  Indonesia sendiri. Saat ini bahan baku itu mayoritas diproses di Cina baru kemudian dikirim ke berbagai pabrik EV.

Peningkatan permintaan EV yang cepat akan meningkatan kapasitas seluruh rantai nilai EV. Pasar untuk sel-sel baterai diperkirakan akan tumbuh lebih dari 20 persen per tahun hingga 2030, yang mencapai setidaknya $ 360 miliar secara global.

Peluang investasi

Indonesia memiliki peluang investasi besar terkait EV karena memiliki sumber daya alam nikel dan kobalt. World Atlas menempatkan Indonesia sebagai penghasil Nikel terbesar di dunia.

Menurut Badan Survei Geologi AS (USGS), 48% produksi nikel ada di Indonesia. Jika produksi nikel dunia pada tahun 2022 sekitar 3,3 juta metrik ton, maka produksi di Indonesia bisa mencapai 1,6 juta metrik ton.

Pemerintah Indonesia kemudian membatasi ekspor bahan baku, gantinya, mendorong pertumbuhan industri hilir. Pabrik baterai, suku cadang, dan perakitan EV pun jadi peluang bisnis di dalam negeri. Beberapa peluang bisnis di seputar industri EV adalah:

1. Assembly (perakitan)

Indonesia punya peluang besar sebagai produsen EV mengingat sumber daya nikel dan kobalt yang besar. Dengan pembatasan ekspor bahan baku yang diterapkan pemerintah dan pada saat yang sama, instentif terhadap investasi di industri EV, maka pabrikan EV akan lebih beruntung jika membuka pabriknya di Indonesia.

2. Charging point (pengisian baterai)

Pertambahan EV pasti membutuhkan lebih banyak pengisian baterai (charging point) seperti gas station pada mobil berbahan bakar minyak. Pembangunan charging point ini bisa dilihat dari dua sisi. Sisi pertama adalah membangun charging point di lokasi unit bisnis yang telah ada seperti kafe atau supermarket. Sisi kedua, justru dengan adanya charging point maka terbuka peluang bisnis pelengkap seperti kafe, minimarket, atau bisnis jasa lainnya di sekitarnya.

3. Bengkel dan distributor suku cadang

Sama seperti kendaraan bermotor lainnya, EV juga memerlukan banyak bengkel hingga penjualan suku cadang. Bahkan charging point juga memerlukan perawatan dan pergantian suku cadang. Bengkel erat kaitannya dengan distributor suku cadang sehingga keduanya menjadi peluang bisnis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun