"Ehem. Lagi rundingan buat menangin taruhan ya?" tebak Jesi sembari mengambal, memandang dengan sinis dari ekor matanya.
Puji dan Feni yang disindir Cuma diam saja. Bisa berabe kalo diladenin.
"Inget ya, Neng Puji... Besok lusa sudah hari Senin. Berati kamu harus sudah mulai mencari cara supaya bisa berpenampilan lain. Kalo enggak..." Jesi sengaja nggak meneruskan kalimatnya. Dia malah sengaja berlenggang serasa mengejek begitu. Teman-teman lain yang mengetahui hal tersebut hanya bisa geleng-geleng kepala.
Dasar Jesi.
Kok ya ada orang seiseng dia ya?
^^^^^
Hari ini adalah hari pertama di minggu kedua bulan ini.
Cuaca cerah, tapi tidak terik.
Nggak ada ulangan pula. Paling PR biasa yang masih bisa dikerjakan dengan mudah. Bikin semua anak terlihat ceria. Kantin pun tetap penuh seperti biasa. Masih termasuk tanggal muda sih, jadi masih banyak anak yang kantongnya masih tebal karena habis dapat jatah bulanannya.
Tapi, tidak dengan Puji. Wajahnya sedari pagi terlihat kusut. Padahal PR-nya benar semua dan dia juga mendapat nilai 90 untuk hasil ulangan 2 minggu lalu. Bikin temannya yang lain ngiri.
Sayangnya itu semua nggak membuat senyumnya berkembang atau semangatnya berkobar. Puji terlihat sedih dan bingung. Ini semua karena akan dimulainya taruhan yang diberikan Jesi. Dimuali hari Senin hingga Sabtu nanti, kalau dia tidak bisa berpenampilan lain dari yang lain maka dia harus mentraktir makan dan menonton Jesi.